Lihat ke Halaman Asli

067_REZA SALSABILA

follow ur dream.

Melatih Jiwa Enterpreneurship dengan Kultur Spirulina di Masa Pandemi

Diperbarui: 7 April 2021   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kultur Spirulina sp.

Apa yang kita bayangkan ketika mendengar kata Covid-19? Ah tentu sudah tidak asing lagi bukan? Corona Virus Desease 19 yang selanjutnya disebut Covid-19 telah merambah ke Indonesia sejak bulan Desember 2019. Dengan adanya virus ini, telah menimbulkan perubahan yang luar biasa pada masyarakat Indonesia. Pada virus ini, jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, maka akan menimbulkan efek yang lebih besar dan cenderung mengurangi populasi manusia karena virus ini membahayakan nyawa seperti halnya pada Indonesia yang tercatat saat ini korban meninggal dunia sebanyak 1,48 juta.

Pemerintah sudah berusaha mengatasi penyebaran Covid-19 ini dengan berbagai cara, Salah satunya yaitu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Diberlakukannya PSBB ini adalah mencegah kerumunan yang akan menyebabkan klaster baru dalam Covid-19.

Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini. Bahkan menurut penelitian Driven Innovation Lab Singapore University and Design Covid-19 akan selesai pada Desember 2020. Namun nyatanya, hingga saat ini, Kamis, 25 Maret 2021, Covid-19 belum benar-benar dinyatakan hilang. Bahkan justru kita yang harus berusaha berdamai dengan Covid-19. Pemerintah juga sudah mengeluarkan vaksin, sebagai bentuk untuk menyesuaikan dengan keadaan sekarang. Namun, nyatanya dilapangan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mendapatkan vaksin.

Disamping Covid-19 yang tak kunjung usai, kita sebagai manusia tetaplah harus bertahan dengan cara terus beroptimis dan sekuat tenaga beradaptasi dengan situasi dan kondisi saat ini. Nah, bagi pengusaha dan enterpreunership mungkin dituntut untuk bisa menyusun dengan baik rencana yang matang agar usaha yang dilakukan kedepannya lebih terjaga kestabilannya dan terus tumbuh sehingga tidak mengalami penurunan. Baik itu pendapatan maupun peminat barang yang kita produksi. Istilahnya, kita harus ikut perang melawan keadaan sekarang ini dengan terus berusaha.

Memang, pandemi Covid-19 ini terasa sangatlah menyulitkan. Bisnis dari berbagai bidang yang awalnya dirintis oleh pengusaha Indonesia mengalami penurunan secara drastis.  Banyak para entrepreneur mengeluh kesulitan untuk mempertahankan usahanya. Tak jarang, pada kondisi seperti ini kita menemukan usaha-usaha kecil yang tutup karena "kalah dalam perang melawan keadaan" Ini tentu menjadi tantangan yang sangat berat bagi masyarakat yang harus menyesuaikan kembali dengan kondisi dan situasi yang serba baru ini dengan sebutan "New Era".

Dengan kondisi yang memaksa kita untuk beradaptasi lebih seperti sekarang ini dan kita dituntut untuk tetap produktif agar penghasilan atau kebutuhan kita juga tetap terpenuhi, maka kemampuan untuk berinovasi sangatlah diperlukan. Dengan memberikan dobrakan baru seperti menciptakan ide bisnis yang paling dirasa memenuhi kebutuhan masyarakat di era pandemi ini dan melakukan atau mebuka bidang usaha yang murah meriah namun dengan penghasilan yang cukup menjanjikan.

Lalu apa yang harus dilakukan oleh para entrepreunership? Start up yang sebaiknya kita lakukan adalah dengan memulai bisnis dari sekarang. Karena jika bukan sekarang, kapan lagi. Banyak riset yang telah dilakukan dan menyatakan bahwa budidaya adalah hal sederhana yang akan membuka peluang usaha yang cukup minim tingkat kerugiannya. Khususnya dalam budidaya Spirulina sp. Bagaimana tidak? Mikroalga yang satu ini memiliki potensi yang cukup baik jika dibudidayakan. Mengapa bisa dikatakan demikian? Ini karena bukti di pasaran juga memperlihatkan dengan semakin tingginya rasio permintaan Spirulina sp. ini, selain itu, kandungan pada spirulina pada umumnya memiliki memiliki nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia seperti protein, asam lemak, vitamin dan antioksidan yang tinggi. Bahkan yang sedang marak sekarang adalah adanya masker spirulina yang banyak digunakan oleh kaum hawa Indonesia yang dipercaya sebagai kosmetik andalan penghilang bruntusan, komedo dan memperhalus permukaan kulit wajah. Dibidang farmasi, spirulina juga dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Masyarakat China saat ini bahkan mengkonsumsi mikroalga ini secara langsung sesaat setelah pemanenan.

Jika dilihat dari segi geografis, Indonesia tentu memiliki potensi yang luar biasa jika ingin membudidayakan spirulina. Garis lintang tropis Indonesia memiliki suhu yang cukup tinggi pada 21-32 derajat celcius dengan intensitas cahaya matahari rata. Spirulina jenis tawar dan laut dapat hidup didaerah ini. Maka, potensi kultur budidaya spirulina yang cukup menjanjikan ini dapat menjadi produk andalan Indonesia untuk meninggikan devisa Negara. Apalagi ditengah porak poranda pandemi seperti ini. Karena pada dasarnya kultur spirulina harus memperhatikan faktor suhu, penyinaran, nutrient, salinitas, alkalinitas dan penyediaan media kultur yang baik dan perawatan yang baik. Ini tergolong cukup mudah untuk dilaksanakan karena mekanisme penyiapannya juga tidak terlalu menyulitkan pemula.

Dalam hal price atau biaya, kultur spirulina banyak yang direkomendasikan untuk dilakukan. Mengapa? Ya, jelas termasuk murah meriah namun menjanjikan. Bahkan lahan yang diperlukan juga tidak terlalu luas. Dalam 0,6 m2 lahan, spirulina dapat tumbuh dengan baik dan tanpa kendala apapun seperti ruang gerak yang terbatas, karena kultur spirulina tentu berbeda dengan kultur pada organisme seperti pelagis yang membutuhkan ruang atau space yang jauh jaraknya. Beralih ke segi perairan, spirulina membutuhkan 2100 liter air payau saja. Tentu saja ini termasuk hemat dalam melakukan kultur.

Setelah kita mengetahui berbagai macam benefit dalam melakukan kultur spirulina, tentu kita pasti tertarik untuk ikut mencoba dirumah. Tunggu apalagi? langkah-langkah yang harus dilakukan dan dipersiapkan yaitu :

  1. Lahan yang akan dipakai harus diperhatikan dengan baik. Boleh pada tanki yang berasal dari plastik ataupun semen. Kisaran luasnya yaitu 10x5x1,5 kaki. Temperaturnya harus pada kisaran 25 hingga 35 derajat celcius
  2. Tuangkan air sebanyak 1000 liter dan kedalamannya 2 kaki. Setelah itu, masukkan juga 0,2 gram urea, 8 gram sodium bicarbonate, 0,16 gram magnesium sulfat, 5 gram sodium chloride, 0,052 ml asam fosfor, 0,5 gram potassium sulfat dan 0,05 ml ferrous sulfat. Dan setiap hari aduklah selama satu setengah jam selama seminggu.
  3. Setelah 10 hari, spirulina dapat dipanen dengan menyiapkan beberapa alat saja. Yaitu ember plastic kecil dan saringan. Setelah itu saring dan buanglah air yang ikut terbawa di saringan. Kemudian gunakanlah kain muslin bersih yang diperuntukkan untuk memeras dan memastikan dengan baik bahwa sudah tidak ada air lagi yang ada didalam saringan spirulina saat dipanen.
  4. Keringkan spirulina selama 2 sampai 3 jam saja.
  5. Spirulina dapat dijual dan siap diantarkan kepada konsumen dengan cara langsung ataupun berupa olahannya seperti obat-obatan, kosmetik maupun bahan baku pangan seperti super food.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline