Apakah teman-teman pernah mendengar tentang penyakit lupus? Pasti beberapa dari kalian pernah denger tentang penyakit ini, walaupun cuma namanya aja. Nah jadi, lupus adalah sebuah penyakit yang terjadi pada manusia tepatnya yang menyerang sistem imun. Dimana seharusnya sistem imun melindungi sel-sel yang ada pada tubuh, justru yang terjadi sistem imun tersebut menyerang sel-sel tubuh dari penderita lupus. Lupus bisa dikatakan sebagai penyakit penyimpangan antibody atau dikenal sebagai penyakit autoimun. Penyakit lupus itu tidak masuk dalam kategori penyakit menular dan mayoritas penderita yang mengalami lupus adalah seorang wanita pada kisaran umur 15-45 tahun.
Penyakit lupus terbagi menjadi beberapa jenis. Yang pertama ada discoid lupus, yang menyerang kulit penderita lupus. Yang kedua ada systemic lupus (SLE). Lupus jenis ini adalah yang menyerang orang dalam tubuh manusia, misalnya lambung dan paru-paru. Jenis yang terakhir yaitu drug induced lupus yang diakibatkan karena mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Gejala yang sering muncul pada penderita lupus adalah munculnya ruam merah pada wajah yang disebut sebagai butterfly rash. Disebut butterfly rash karena ruam berada di pipi kanan kiri penderita dan membentuk seperti sayap kupu-kupu. Selain itu, penderita lupus juga mengalami penebalan pada beberapa bagian kulit, nyeri dada, nyeri sendi, dan masih banyak lagi. Namun gejala yang paling sering muncul adalah demam, mudah lelah, rambut rontok, dan nyeri pada otot. Seorang penderita lupus juga dapat mengalami permasalahan pada memori, konsentrasi dan emosinya. Hal ini terjadi karena terjadinya organic brain syndrome yaitu karena lupus yang menyerang sistem syaraf dengan munculnya sakit kepala akibat pembulu darah pada kepala yang tidak normal (Roviati, 2012).
Ada banyak pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh penderita lupus agar tidak menyebabkan kekambuhan. Sebagai salah satu orang yang pernah menjadi penderita lupus selama 2 tahun lebih., ada tiga pantangan yang benar-benar tidak boleh dilakukan. Karena jika dilakukan, efek yang ditimbulkan akan sangat cepat muncul. Yaitu terlalu capek, terkena sinar matahari, dan stress. Stres yang dialami oleh penderita lupus dilarang karena akan menimbulkan munculnya kekambuhan lupus. Alasan stress menjadi salah satu pemicu kambuhnya lupus karena saat penderita lupus mengalami stress, daya tahan tubuh penderita akan menurun dan menimbulkan infeksi.
Rasa sakit yang dirasakan oleh penderita lupus bukan hanya sakit pada aspek fisiologisnya saja, tetapi psikis penderita juga terganggu. Sebagai salah satu orang yang pernah menderita lupus, saya tau bahwa seorang penderita lupus sangat mungkin mengalami stres walaupun dengan alasan yang berbeda-beda. Stres bisa terjadi karena pola hidup mereka yang akhirnya berubah setelah terdiagosa terkena lupus, tidak adanya dukungan dari keluarga, teman, serta orang-orang di lingkungannya. Penderita lupus pasti sering mengalami perasaan marah, tidak terima, sulit mengendalikan emosi, bahkan hingga menutup diri akibat penolakan dirinya terhadap diagnosis dokter. Dengan munculnya perasaan-perasaan negative dan stress yang berkepanjangan, seorang penderita lupus sangat mungkin dapat mengalami depresi (Ratnawati, 2011).
Oleh karena itu, manajemen stress sangat diperlukan untuk penderita lupus. Hal ini bertujuan agar penderita lupus dapat mengurangi kadar stress dan lebih dapat mengendalikan stress.
Ada banyak hal yang saya lakukan untuk menghindari stress saat menjadi penderita lupus. Salah satu kegiatan yang rutin saya lakukan selain meminum obat adalah melakukan rileksasi. Salah satu kelebihan dari melakukan relaksasi adalah untuk memunculkan sikap tenang dan menghindarkan penderita lupus dari kecemasan yang berlebih saat mengalami kesulitan.
Selain melakukan manajemen stress dan merileksasi diri, tak lupa saya juga selalu membaca Al-Qur’an dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah. Seorang penderita lupus harus percaya sepenuhnya kepada Allah bahwa Allah maha penyembuh. Sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur’an, tepatnya pada surat Asy-Syu’ara:80. Allah berkata, “Apabila hamba-Ku sakit, maka Aku-lah yang menyembuhkannya. Allah menfirmankan ayat ini karena Allah memberi tau kepada hambanya bahwa yang memberikan sakit adalah Allah dan Allah jugalah yang menyembuhkannya. Sifat yakin dan percaya kepada Allah ini sangat diperlukan oleh penderita lupus.
Dengan yakin dan percaya, maka pikiran-pikiran negative tentang bagaimana kondisi kita selanjutnya akan cenderung menghilang. Dengan tidak adanya pikiran-pikiran negative, maka stress akan menjauh. Selain itu, Allah menurunkan penyakit di muka bumi pasti menurunkan penawarnya. Selain menjadi ‘huda (petunjuk) bagi umat muslim, Al-Qur’an diturunkan ke bumi juga memiliki fungsi sebagai Asy-Syifa’ atau obat. Dalam surat Fush-shilat ayat 44, Allah menerangkan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk dan penawar yang diberikan oleh Allah untuk hamba-Nya yang selalu beriman kepada-Nya.
Nah, mungkin ada beberapa pesan dari saya buat teman-teman yang sekarang sedang mengalami lupus. Yang pertama, kalian harus yakin dan percaya kepada Allah. Ingat, Allah memberikan segala sesuatu pada hambanya pasti ada hikmahnya. Kemudian, pastikan selalu percaya bahwa kita pasti sembuh. Pikiran sangat mempengaruhi bagaimana kondisi tubuh kita.
Kalau di psikologi, ada yang namanya Pygmalion effect yang artinya mempercayai sesuatu hal, dapat membuatnya menjadi kenyataan . Oleh karena itu, pastikan kita percaya kalua kita pasti sembuh Jangan memikirkan segala sesuatu dengan berlebihan. Jauhi pantangan-pantangan yang diberikan, dan rajin baca Al-Qur’an kalau bisa dengan artinya.