Sex education atau edukasi seks adalah pemberian pengetahuan mengenai organ-organ reproduksi pada remaja baik laki-laki maupun perempuan, terutama yang sudah mengalami pubertas dalam mencegah kemungkinan pelecehan seksual pada remaja.
Orang tua dan keluarga harus lebih ekstra waspada untuk memperhatikan anaknya, dikarenakan akhir-akhir ini semakin banyak kejadian yang muncul tentang kekerasan seksual terutama pada anak dan remaja yang kebanyakan dilakukan oleh orang-orang yang lebih dewasa ataupun mereka awalnya hanya coba-coba dan penasaran karena tidak mengerti terhadap apa yang dia lakukan.
Menurut Herjanti dalam (Chasanah, 2018) di Indonesia, pendidikan seks untuk anak selama ini masih dianggap tabu, terutama pada usia anak-anak awal dan tengah.
Orang tua beranggapan bahwa pendidikan seks belum pantas diberikan pada anak kecil. Padahal, pendidikan seks dalam keluarga merupakan salah satu alternatif dalam membekali anak-anak informasi tentang seks, kesehatan, dan masalah-masalah reproduksi secara benar.
Kemampuan, keterampilan, dan kemauan orang tua dalam memberikan pendidikan seks akan menentukan perasaan anak pada masa mendatang.
Oleh karena itu, sex education itu sangat penting diberikan pada individu sejak dini. Orang tua memiliki peran penting dalam memberikan sex education pada anaknya.
Orang tua dapat memberikan sex education pada anaknya sejak dini dengan memperkenalkan organ-organ reproduksi yang dimiliki anaknya dalam bahasa yang mudah dimengerti, memberi tahu bagian mana saja yang tidak boleh disentuh oleh orang lain, serta memberi tahu anaknya bahwa mereka bisa menceritakan apapun pada orang tua dalam rangka mencegah pelecehan seksual pada anaknya.
Selain itu, sex education penting diberikan untuk mencegah perilaku seks bebas, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, pemerkosaan, hingga penularan penyakit seksual. Seperti pendapat dari Reiss dan Halstead dalam (Roqib, 2008) yang menyebutkan beberapa tujuan sex education untuk anak-anak antara lain: (1) Menjelaskan anak mengenai topik-topik biologis seperti masa puber, (2) Mencegah anak dari kekerasan, (3) Mencegah kehamilan di bawah umur, (4) Mencegah remaja di bawah umur berhubungan seks (5) Mengurangi kasus infeksi seks, (6) Menjelaskan peran laki-laki dan perempuan.
Berikut merupakan tips yang dapat dilakukan ketika memberikan sex education pada remaja:
1) Berikan pengetahuan mengenai fungsi dan perubahan pada tubuh
Jika remaja telah mengalami pubertas, biasanya beberapa bagian tubuh mereka akan mengalami perubahan. Pada remaja perempuan biasanya payudara membesar, pinggul menjadi lebar, dan mengalami menstruasi. Sedangkan pada remaja laki-laki, biasanya jakun semakin menonjol, mengalami mimpi basah, dan suara semakin memberat.