Lihat ke Halaman Asli

TAK KUASA AQ DALAM MENDENGARKAN KONFLIK ETNIS DAN RAS DI BERBAGAI NEGARA!!!

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


  • ·Konflik Etnis dan Ras di lain-lain Negara

Masalah Diskriminasi maupun kaum pendatang di Blitain tidak lepas dari permasalahan yang terdiri dari Hindi barat ,India, Pakistan dll. Tidak melebihi dari dua peratus dari jumlah penduduk meskipun diskriminasi rasa diharamkan disisi undang-undang. Bentuk-bentuk yang tidak resmi masih berlaku, terutama dalam segi pekerjaan dan perumahan.

Jika di Afrika Selatan memperlihatkan bagaimana kaum kulit putih yang juga kaum pemerintah melakukan berbagai-berbagai jenis penindasan dan eksploitasi ke atas kaum bukan kulit putih. Dalam dasar Apartheid, kaum bukan kulit putih di anggap sebagai inferior atau lebih rendah dan diberi layaran kelas kedua dalam bidang politik ,ekonomi, sosial dan kebudayaan.

Konflik di Negara-negara Indo-Cina disebabkan perebutan kuasaan. Pertempuran ini juga merebak ke laos dan pertempuran yang pemula sejak tahun 1975 oleh pihah kerajaan komunis telah meragut nyawa seramai 300.000 orang.


  • ·Faktor-faktor konflik Etnik dan Ras antarax :

1.Perebutan kuasa di antara kelompok-kelompok atau kumpulan etnis.Dari aspek polotik dan ekonomi, perubahan polotikdan perkembangan ekonomi.

2.Diskriminasi dan prasangka atas dan warna kulit nyata merupakan faktor yang utama pendorong berlakunya konflik etnis dan ras.

3.Layanan atau pandangan yang diberikan oleh individu atau kelompok yang memandang dan menganggap bahasa perbezaan ras, kebudayaan, agama, sosialatau lain-lain sesuai taraf dan kedudukan.

4.Organisasi demikian bukan sahara keanggotaannya kepala anggota dari kumpulan etnis tetapi jga bertujuan untuk melindungi dan memperjuangkankepentingen kumpulan yang di wakilinya.

5.Salah satu puncak berlakunya konflik adanya kapelbagian budaya.

6.Golongan elit sakali sering kali memperalatkan persaan perkauman ini untukuntuk mencapai tujuan politik dengan menggunakan isu-isu sensitif perkauman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline