Perkenalkan nama saya Atep fauzi seorang mahasiswa yang sudah banyak mengalami banyak pengalaman hidup, meskipun tidak sebanyak pengalaman yang umurnya berada diatas saya. Pengalaman saya cukup unik dari mana sayaa masuk sekolah dengan tidak punya pemikiran atau cara pandang yang luas bisa dibilang pandangan saya cukup pragmatis dalam menghadapi realitas atau kehidupan. Saya akan mulai dari cerita dimana saya masuk SMA dengan polos dan mungkin saya tidak tahu apa yang saya inginkan atau kejar. Kehidupan dijalani dengan tidak punya beban dan saya jujur bahwa saya memandang bahwa dunia hanya sebatas daerah saya saja. Mengapa hal demikian terjadi?
Mungkin banyak yang sama dengan saya, saya awalnya bingung sampai pada kelas sebelas yang dimana saya dihadapkan dengan realitas yang mungkin kita tidak bayangkan sebelumnya yaitu COVID-19. Pada saat itu semua kegiatan dibatasi termasuk sekolah. Jujur pada awalnya saya seneng karena dengan adanya peristiwa tersebut saya ada libur sekolah yang diawali dengan 2 minggu pertama.
Ketika pembatasan tersebut berlanjut sampai pada satu tahun yang dimana saya mulai merasakan bosan karena tidak ada kemajuan atau tidak ada kegiatan. Saya mempunyai temen sebangku yang mungkin dia bisa dikatakan sebagai anak terpintar bahkan dari satu angkatan. Awalnya dia mempunyai sifat yang ya sewajarnya anak pintar punya seperti kompetitif, nyebelin mungkin dan individualis. Tetapi setelah kejadian COVID-19 tersebut dia awalnya mencari kesibukan dengan membaca buku pada akhirnya dia menemukan sebuah kajian ilmu yaitu filsafat.
Filsafat merupakan seni bertanya dan juga berpikir, dengan berpikir akan banyak menghasilkan jawaban yang mungkin kita tidak sadari pada awalnya. Ketika teman saya bercerita tentang serunya filsafat pada awalnya saya bingung dan selintas berpikir ngapain hal tersebut dan apa menariknya filsafat. Tetapi dengan berjalannya waktu saya semakin nyaman dan semakin suka dengan filsafat dan mulailah mencari mandiri sumber filsafat baik dari video dan juga bacaan. Filsafat banyak mengubah kehidupan saya baik dari pemikiran maupun cara pandang terhadap sesuatu. Satu hal yang saya garis bawahi bahwa filsafat yaitu ilmu ini bertitik pada gimana respon atau niat, karena filsafat ini sangatlah sensitive bisa berdampak baik dan juga berdampak buruk.
Dewasa ini kita dihadapkan dengan hiruk pikuk kehidupan yang rumit, hal ini tidak terlepas dari pengaruh kemajuan tekonologi dan juga kemajuan globalisasi yang sangat pesat. Tidak dipungkiri bahwa akses informasi yang didukung dengan tekonologi akan dengan cepat sampai pada masyarakat dan akan semakin banyak juga informasi yang masuk. Dengan belajar filsafat hal ini akan dapat sedikitnya di control karena wawasan dan juga pengetahuan tentang hal tersebut pastinya akan sudah matang dipikirkan. Dengan filsafat juga kita akan lebih bisa mengontrol emosi, omongan dan juga prilaku karena sejatinya filsafat mengajarkan hidup minimalis yang bertujuan untuk mencari kebijaksanaan.
"Kita tidak dapat mengontrol prilaku orang dalam berbicara, dalam mengatur emosi dan berprilaku tetapi kita bisa mengatur prilaku kita sendiri agar tidak melakukan hal yang sama"
Filosofi Teras
Dalam filsafat cendrung untuk lebih memperhatikan diri sendiri dari pada orang lain karena sejatinya manusia mempunyai kebebasan untuk berprilaku baik buruk ataupun baik. Daripada menghakimi orang lain agar berprilaku baik sebaiknya diri kita sendiri menjadi baik. Manusia modern lebih banyak menghakimi daripada menyadari. Misalnya ketika seseorang yang buta mengejek orang tuli mempunyai kekurangan.
Dalam filsafat atau lebih jelasnya pandangan Stoicsme memberi pandangan lebih baik sadar daripada menghakimi. Dan pandangan tersebut saya terapkan dikehidupan saya yang berdampak saya lebih bersyukur dan tidak mudah menghakimi orang lain. Budaya modern yang bisa dibilang negative yaitu membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan.
Dalam filsafat pandangan kehidupan ini kurang baik karena pembelian sesuatu harus didasarkan dengan kebutuhan bukan kemauan. Teringat suatu cerita dari seorang filsuf yaitu Socrates yang dimana beliau sedang berada dipasar, beliau melihat banyak barang tetapi beliau berkata "sangat banyak barang yang saya tidak butuhkan ditempat ini" Hal ini berarti Socrates sudah beranggapan bahwa dia hidup sudah berkecukupan walaupun realitanya tidak punya karena beliau tidak butuh apa apa selain yang beliau punya sekarang.
Pandangan ini sudah saya terapkan yang berdampak pada kehidupan dikampus yang rata rata orang -- orang kelas menengah ke atas sedangkan saya kelas menengan kebawah tetapi saya bisa beradaptasi karena bagi saya kita kuliah untuk belajar bukan untuk show off. Perubahan pandangan ini saya alami ketika mengenal filsafat dan saya akui bahwa filsafat adalah ilmu yang mungkin bisa dibilang berjasa