Lihat ke Halaman Asli

Anggia Kia Karisa

Mahasiswa Universitas Negeri Malang, prodi Ilmu Komunikasi

" Dari Candi ke Layar:Mengangkat Pesona Rumah Seni Budaya Singhasari di Era Digital"

Diperbarui: 24 Desember 2024   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Mahasiwa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Malang bersama Pengelola Rumah Seni Budaya Singhasari

Rumah Seni Budaya Singhasari: Beradaptasi di Era Digital, Melestarikan Tradisi dengan Teknologi

Malang - Di tengah arus modernisasi, Rumah Seni Budaya Singhasari (RSBS) menunjukkan bahwa seni dan tradisi tidak harus kalah oleh zaman. Melalui program kolaborasi dengan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Malang, RSBS berhasil mengembangkan visibilitas digital mereka, menjangkau audiens baru, dan memperkuat posisi mereka sebagai pusat seni budaya yang relevan dengan era modern.

Program bertajuk "Dari Candi ke Layar: Mengangkat Pesona Rumah Seni Budaya Singhasari di Era Digital" membawa angin segar bagi lembaga yang berdiri sejak tahun 1985 ini. Fokus utama program ini adalah memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi, memberikan pelatihan pembuatan konten kreatif, dan mengoptimalkan kampanye digital. Program ini telah membantu RSBS meningkatkan keterlibatan audiens hingga 10% dan menarik minat generasi muda untuk lebih mengenal seni tradisional Jawa.


Pelaksanaan program ini tidak terlepas dari tantangan. Dengan durasi pelaksanaan yang singkat dan keterbatasan sumber daya teknologi di RSBS, tim pengabdian tetap berhasil memberikan dampak yang signifikan. Workshop pembuatan konten, optimalisasi akun media sosial, hingga pendampingan intensif selama dua minggu membekali pengelola RSBS dengan keterampilan baru yang kini mereka gunakan secara mandiri.

"Ini adalah langkah awal yang besar bagi kami. Media sosial membantu kami memperkenalkan tradisi dan seni budaya ke generasi muda yang sebelumnya sulit dijangkau," ungkap salah satu pengelola RSBS.


Hasil yang dicapai membuka peluang keberlanjutan bagi RSBS. Komunitas online yang terbentuk melalui media sosial kini menjadi basis dukungan untuk berbagai program seni budaya. Para pengelola, yang sebelumnya awam dengan teknologi digital, kini mampu membuat konten secara mandiri dan terus memperkuat interaksi dengan audiens. Hubungan dengan tim pengabdian juga membuka peluang kolaborasi di masa depan untuk pengembangan yang lebih luas.


Dengan hasil yang telah diraih, RSBS kini menjadi model bagaimana lembaga seni budaya tradisional dapat beradaptasi dan berkembang di era digital. Kolaborasi teknologi dengan tradisi bukan hanya memungkinkan pelestarian seni, tetapi juga menghubungkannya dengan audiens baru, terutama generasi muda yang menjadi kunci masa depan seni tradisional.

Dengan kampanye digital bertema #DariCandikeLayar, RSBS mengajak masyarakat luas untuk tetap mencintai seni tradisional, sekaligus mendukung pelestariannya melalui inovasi digital.

---
Mari dukung seni budaya lokal dan adaptasi tradisi di era digital dengan mengikuti perjalanan Rumah Seni Budaya Singhasari di media sosial! Temukan program-program menarik lainnya yang menghidupkan seni dan tradisi Jawa untuk generasi masa kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline