Lihat ke Halaman Asli

Ampuh Mengatasi Anosmia Covid-19 dengan Kombinasi Jahe dan Daun Mint

Diperbarui: 30 November 2021   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tak bisa mencium bau makanan. Foto: Dok.Shutterstock

          Dunia saat ini tengah digemparkan dengan adanya penyebaran sebuah virus yang dikenal dengan virus corona atau COVID-19. Salah satu gejala dari COVID-19 adalah anosmia, anosmia adalah kondisi dimana hidung tidak bisa merasakan bau atau kehilangan indra penciuman. Dalam kasus anosmia sebagai gejala dari infeksi virus COVID-19, hidung sebagai indra penciuman kehilangan fungsinya secara total dan berlangsung dalam beberapa hari, bahkan hingga berbulan-bulan. 

          Selain mengganggu fungsi indra penciuman, anosmia juga bisa memengaruhi selera makan penderitanya, sehingga pasien mungkin kehilangan nafsu makan, kekurangan gizi, atau frustasi. Oleh karena itu, dibutuhkan pengobatan alternatif yang sesuai dan terbukti secara ilmiah. Penanganan anosmia yang biasa dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan, salah satu caranya adalah latihan penciuman dengan menghirup minyak atsiri atau minyak esensial dua kali sehari dalam jangka waktu dua minggu. Dengan melakukan latihan penciuman  kepekaan dan kecepatan respon indra pembau dapat meningkat. Penelitian oleh Kollndorfer menunjukkan bahwa latihan penciuman oleh penderita anosmia dapat meningkatkan fungsi indra pembau dari 25% hingga 69%. 

          Salah satunya adalah dengan menggunakan bahan herbal jahe dan daun mint yang telah dikombinasikan. Daun mint yang mengandung menthol memberikan sensasi dingin, sejuk, dan aroma khas yang segar. Sedangkan, kayu manis memberikan sensasi hangat dan pedas pada indra perasa dan pembau. Penggunaan bahan-bahan lain seperti jahe bisa digunakan sebagai pengganti karena jahe juga memberikan sensasi hangat dan panas. Jahe dan daun mint memiliki senyawa khas yang mampu membantu penderita anosmia mendapatkan kembali indra penciumannya serta dapat mengurangi gejala dan penyebaran virus COVID-19. 

Jahe          

          Jahe merupakan salah satu hasil rempah-rempah dan sumber pangan fungsional yang cukup potensial di Indonesia. Kandungan senyawa seperti gingerol, gingerin, shogaol, zingeron, dan zingerberin menjadikan jahe sangat bermanfaat bagi kesehatan (Anon., 2018). Beberapa manfaat jahe bagi kesehatan adalah untuk mengobati penyakit pencernaan dan masalah tenggorokan, meredakan mual ibu hamil pada trimester pertama dan meningkatkan daya tahan tubuh. Jahe mengandung minyak atsiri dengan salah satu senyawanya gingerol. Kandungan gingerol menghasilkan aroma kuat pada jahe yang efektif meredakan peradangan dan mengatasi ketidakmampuan mencium bau gejala anosmia pada pasien COVID-19. Selain itu, jahe dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan memulihkan indra penciuman pada gejala anosmia.

Daun Mint

          Daun mint sangat populer di seluruh kalangan masyarakat karena kesegarannya, lantaran daun mint dapat menghasilkan minyak atsiri yang biasa dikenal dengan minyak peppermint. Para penelitian mengkaji bahwa senyawa pada daun mint memiliki kandungan yang berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, anti nyeri, dan senyawa yang menginduksi reepitelialisasi (Ravindran, 2017). Kandungan bioaktif pada peppermint terbanyak terletak pada daunnya, sehingga daun mint banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai tambahan pangan yang berfungsi bagi kesehatan. Daun mint menjadi salah satu bahan herbal yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mengembalikan indra penciuman yang baik pada gangguan penciuman. Hal ini dikarenakan kandungan mentol dan zat antimikroba yang terdapat pada daun mint terbukti dapat melatih reseptor penciuman dengan baik.

          Seharusnya kombinasi jahe dan daun mint bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai pengobatan alternatif penderita anosmia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Concheiro-Gusan menemukan bahwa daun mint lebih dikenali aromanya oleh penderita COVID-19 yang berasal dari kandungan minyak peppermint dan menthol. Disamping itu, jahe sendiri memiliki senyawa gingerol kompleks yang menghasilkan aroma kuat khas jahe, serta dapat dikenali baunya oleh penderita anosmia. Senyawa gingerol pada jahe juga mampu untuk menghambat proses penyebaran virus COVID-19 pada tubuh penderitanya. Kombinasi kedua bahan tersebut sangat cocok apabila digunakan sebagai pengobatan alternatif guna merangsang sensitivitas penciuman penderita anosmia COVID-19.

 Referensi

Aryanta, I.W.R., 2019. 'Manfaat jahe untuk kesehatan'. Widya Kesehatan, 1(2), pp.39-43.

Concheiro-Guisan, A. et al. 2021.'Subtle olfactory dysfunction after SARS-CoV-2 virus infection in children', International Journal of PediatricOtorhinolaryngology, 140 (September 2020), pp. 1-5.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline