Kesempatan menempuh pendidikan di perguruan tinggi adalah salah satu keinginan setiap lulusan SMA sederajat. Banyak harapan diapungkan ketika sudah menempuh pendidikan tinggi. Satu diantaranya adalah, ketika sudah lulus dan menyandang gelar sarjana, maka pencapaian ilmu dan gelar tersebut diharapkan menjadi bekal penting saat mencari pekerjaan. Tapi kenyataan yang terjadi, lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih banyak yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Menurut survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 8,43 juta jiwa pada Agustus 2022. Dari jumlah pengangguran terbuka tersebut, terdapat sebanyak 673,490 (7,99 persen) penganggur yang merupakan lulusan perguruan tinggi.
Angka ini sebenarnya sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun 2021, di mana total pengangguran terbuka mencapai 9,10 juta jiwa dengan 848.000 diantaranya merupakan penganggur lulusan perguruan tinggi. Namun, meskipun jumlahnya turun, kondisi ini tak bisa dianggap remeh karena akan berdampak kepada perekonomian bangsa.
Sulit Mendapat Pekerjaan
Berdasarkan data yang ditampilkan di atas, dapat dipastikan bahwa tingginya angka pengangguran menjadi sebuah masalah besar bagi masyarakat khususnya kaum muda yang terdidik. Penyebab lulusan perguruan tinggi sulit mendapat pekerjaan salah satunya disebabkan karena lulusan perguruan tinggi tidak memiliki kemampuan (skill) yang dibutuhkan perusahaan (pencari tenaga kerja). Lulusan perguruan tinggi tidak siap pakai saat berhadapan dengan dunia kerja.
Kemampuan lulusan merupakan syarat penting memasuki dunia kerja, karena pada umunya perusahaan akan mencari seorang yang dapat membantu mereka untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam perusahaan itu. Jadi, dengan memiliki kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja, menjadi nilai tersendiri bagi lulusan perguruan tinggi saat memasuki dunia kerja.
Sayangnya banyak perguruan tinggi melahirkan lulusan yang tak siap pakai. Hal ini disebabkan lulusan perguruan tinggi kebanyakan hanya menguasai pengetahuan akademis saja. Sedangkan untuk mendapat pekerjaan, pengetahuan akademis saja tidak cukup. Dibutuhkan pengalaman lain yang berhubungan dengan karir dan dunia kerja. Pada kenyataannya, justru para lulusan perguruan tinggi kesulitan mendapatkan pengalaman tersebut saat masih menempuh perkuliahan.
Ironisnya, banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak menggunakan kesempatan untuk memperdalam kemampuan dan pengalaman mereka ketika masih duduk di bangku kuliah. Padahal sekarang ini sangat banyak program atau wadah bagi mahasiswa dalam mengasah kemampuan dan pengalaman mereka. Namun, tetap saja kebanyakan mahasiswa hanya ambisius dalam hal pengetahuan akademis.
Kondisi lulusan perguruan tinggi yang tak siap pakai dapat dilihat dari kondisi perusahaan saat melakukan perekrutan. Banyak yang tidak memenuhi syarat yang diinginkan perusahaan. Hal ini dikuatkan oleh hasil studi kasus perusahaan Willis Towers Watson tentang Talent Management and Rewards, bahwa sejak tahun 2014, delapan dari sepuluh perusahaan di Indonesia kesulitan mendapatkan lulusan perguruan tinggi yang siap pakai. Padahal setiap tahunnya, lulusan perguruan tinggi di Indonesia selalu bertambah.
Masalah ini tentunya harus dituntaskan karena hal tersebut menyebabkan akan jumlah pengangguran, terutama di tingkat lulusan sarjana/diploma terus bertambah. Jika pengangguran bertambah, maka masalah-masalah sosial dan ekonomi, otomatis akan muncul.
Program Magang Kampus Merdeka Jadi Jembatan ke Dunia Kerja