Sudah sejak lama, masyarakat di berbagai belahan dunia disuguhkan dengan drama Korea. Indonesia tentu tak ketinggalan dalam daftar negara yang menayangkan drama dari Negeri Ginseng tersebut, baik itu melalui siaran televisi maupun melalui layanan OTT (over the top media service) atau layanan yang menyediakan tayangan seperti film dan drama secara daring (menggunakan koneksi internet). Seiring dengan bertambahnya waktu dan berkembangnya industri hiburan Korea di Indonesia, drama Korea juga semakin melebarkan sayapnya dan memiliki penggemar yang tak sedikit dari berbagai usia.
Salah satu rentang usia yang menggemari drama Korea yaitu remaja. Mereka biasa mengakses tontonan tersebut melalui layanan OTT seperti VIU, Netflix, Disney+ dan masih banyak lagi. Pilihan drama Korea pun bervariasi. Terdapat berbagai judul menarik dengan genre yang berbeda-beda, mulai dari romansa hingga thriller yang menegangkan dan menguras emosi penontonnya.
Pada tahun 2022, peminat drama Korea semakin tinggi. Terbukti dengan seringnya judul drama Korea menempati trending Twitter dan rank tinggi yang diraih drama Korea di platform OTT seperti Netflix. Drama Weak Hero: Class 1 menjadi salah satu drama yang ramai diperbincangkan oleh remaja. Banyak remaja yang tertarik dengan drama ini karena mengangkat isu sensitif seperti bullying di sekolah dan masalah persahabatan. Drama Weak Hero: Class 1 juga menyuguhkan aksi yang apik dan membuat penonton penasaran. Drama dengan total delapan episode ini telah dirilis pada 18 November 2022 dan bisa ditonton di beberapa platform yaitu Wavve, iQIYI, Viki dan Kocowa.
Berbicara mengenai drama Weak Hero: Class 1, di dalam drama tersebut terdapat tiga tokoh utama dengan kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian merupakan sekumpulan karakteristik individu yang khas (berbeda dengan individu lain) serta sifat individu yang bertahan dalam waktu lama atau stabil tetapi dapat berubah secara bertahap. Apabila aktivitas menonton drama dibarengi dengan keinginan untuk meniru atau menjadikan salah satu tokoh sebagai model, bukan tidak mungkin seseorang dapat meniru kepribadian dari karakter dalam drama seperti karakter Weak Hero: Class 1.
Pertama, dalam drama Weak Hero: Class 1 terdapat karakter bernama Sieun. Ia merupakan tokoh utama yang menjadi juara kelas tetapi selama ini dianggap lemah oleh teman-temannya dalam hal fisik. Sieun memiliki kepribadian yang pendiam dan dingin, namun loyal terhadap sahabatnya. Ia juga tidak kenal takut, contohnya ketika dihadang oleh sekumpulan preman ia tidak melarikan diri melainkan menantang mereka dengan sebuah pulpen. Walaupun pada awalnya terlihat sebagai sosok yang dingin, pada akhir cerita diperlihatkan bahwa Sieun juga memiliki kepribadian yang hangat dan penyayang terutama kepada sahabatnya yaitu Suho.
Kedua, terdapat karakter bernama Suho. Ia merupakan tokoh yang terlihat seringkali tidur di kelas dan ditakuti oleh kebanyakan siswa karena jago dalam bertarung dan terkenal kuat. Suho memiliki kepribadian yang terbuka dan pekerja keras. Ia memiliki riwayat sebagai atlet boxing dan kini beralih profesi sebagai pengantar pesanan atau delivery man untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai sekolahnya serta menghidupi nenek sebagai satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki.
Ketiga, terdapat karakter bernama Bumseok. Ia adalah seorang anak dari panti asuhan yang diangkat oleh konglomerat. Bumseok memiliki kepribadian pemalu dan mudah terintimidasi karena pernah mengalami pembullyan di sekolah lama. Selain itu, Bumseok juga agresif sebagai akibat dari perlakuan orang tua angkat yang suka menyiksa dirinya ketika berbuat salah atau memalukan.
Dari berbagai karakter yang ada, mereka terlihat memiliki sifat yang khas dan itulah yang disebut dengan kepribadian. Walaupun Sieun, Suho dan Bumseok bersahabat dan memiliki jenis kelamin yang sama namun kepribadian mereka berbeda.
Pembentukan Kepribadian Menurut Teori Bandura
Bandura menyatakan bahwa pembentukan kepribadian pada individu dapat dipengaruhi oleh faktor biologi, akan tetapi sebagian besar orang pada nyatanya membentuk kepribadian melalui proses belajar. Individu dapat mempelajari kepribadian berdasarkan pengalaman yang dialami diri sendiri maupun mempelajarinya melalui aktivitas mengamati individu lainnya. Bandura juga menyatakan bahwa individu mampu menggunakan bahasa dan model sebagai pendukung dalam proses belajar. Selain itu, Bandura menilai bahwa individu mampu membentuk keyakinan diri dan menetapkan tujuan serta bertanggung jawab terhadap setiap tindakan atau perbuatannya.
Dikutip dari buku Teori-teori Kepribadian Behavioristik milik Yustinus yang diterbitkan pada 2020, Bandura menyebutkan bahwa di dalam proses pembentukan kepribadian terdapat dua jenis proses belajar yaitu mengamati dan memerankan. Pada proses belajar dengan cara mengamati, individu mempelajari kepribadian melalui aktivitas mengamati orang lain. Bandura menilai cara belajar ini lebih efisien karena menghindarkan individu dari berbagai respon yang tidak diinginkan. Dalam proses mengamati, individu menentukan orang atau model untuk diamati.