Oleh : Elisa Cindy Permatasari dan Ni Putu Sri Ayu Mulyani
Prodi Akuntansi FEB Universitas Mahasaraswati Denpasar
Pandemi COVID-19 sudah berlangsung sejak tahun 2020 dan telah banyak mengakibatkan kerugian bagi bidang-bidang ekonomi, hal ini membuat para pemilik usaha mengalami penurunan omset sehingga harus melakukan tindakan untuk mengurangi pengeluaran agar usahanya bisa tetap berajalan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah merumahkan sebagaian besar pegawainya atau bahkan sampai memberhentikan sebagian pegawainya.
Semenjak dirumahkan banyak orang yang harus memutar otak agar bisa memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari disaat pandemi ini, maka sebagian besar dari orang-orang yang dirumahkan tersebut memilih untuk membuka usaha kecil-kecilan sendiri. Usaha yang paling banyak diminati saat ini khususnya di wilayah Denpasar adalah menjual nasi jingo. Selain bahan-bahannya yang mudah didapatkan, nasi jingo juga diminati dari berbagai kalangan. Sejak pandemi banyak sekali penjual nasi jingo yang bisa kita temui di pinggir jalan.
Nasi jingo merupakan nasi yang biasanya dibungkus menggunakan daun pisang, dengan isian yang umumnya terdiri atas nasi putih dengan lauk tempe, kacang goreng, telur goreng, sayur dan sambal.
Nasi jingo biasanya dijual dengan harga Rp 5.000 saja, dengan begitu tidak heran jika nasi jingo sangat diminati di berbagai kalangan karena selain harga yang murah rasanyapun enak dan mengenyangkan. Maka dari itu banyak orang yang beralih untuk menjual nasi jingo di masa pandemi ini, mereka berharap dengan menjual nasi jingo bisa mencukupi segala kebutuhan hidup mereka selama pandemi sambil menunggu perekonomian pulih kembali dan mencari kerja dengan penghasilan seperti sebelum pandemi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI