Lihat ke Halaman Asli

Membangun Ekosistem Transaksi Nontunai: Optimalisasi Penggunaan Uang Elektronik di Indonesia

Diperbarui: 3 Oktober 2024   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generated by Arificial Intelligence

Kemudahan dalam penggunaan uang elektronik menjadi salah satu alasan masyarakat memilih bertransaksi dengan uang elektronik. Dengan dukungan pemerintah yang menyuarakan cashless juga menjadi salah satu dorongan untuk masyarakat terus melakukan transaksi yang berbasis digital ini.

Namun disisi lain masih banyak masyarakat Indonesia yang masih kesulitan menghadapi perkembangan teknologi ini. Penggunaan uang elektronik masih didominasi oleh generasi milenial, sedangkan para generasi sebelumnya masih kesulitan dalam beradaptasi dengan lajunya perkembangan teknologi ini, khususnya dalam penggunaan uang elektronik. Penelitian (Dini et al., 2021) turut mengungkapkan bahwa pengetahuan terkait uang elektronik yang rendah oleh masyarakat menengah kebawah, serta penggunaan uang elektronik yang hanya didominasi wilayah perkotaan menjadi penyebab kurangnya efektifitas penggunaan uang elektronik di Indonesia. 

Selanjutnya dalam penelitian (Prasetia & Lestari, 2023) juga didapatkan bahwa kegiatan transaksi pada salah satu pasar di kota Denpasar belum dapat mengadopsi penggunaan uang elektronik. Mereka menganggap bahwa transaksi melalui uang elektronik masih membingungkan terutama dalam penggunaan QRIS. Para penggerak pasar tersebut seperti pedagang dan penjual lebih memilih transaksi tunai menggunakan uang kartal yang dianggapnya lebih mudah.

Seruan pemerintah terkait upaya pengurangan penggunaan uang tunai (cashless) bukan tanpa alasan. Dilansir dari website The Conversation mengungkapkan bahwa hasil riset yang didapatkan yaitu penggunaan uang elektronik mampu menekan percepatan inflasi serta membantu perekonomian negara. Selanjutnya dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, seperti pada penelitian (Rahayu & Nur, 2022) mengungkapkan bahwa uang elektronik berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar (JUB) serta perputaran uang (velocity of money).

Kemudian pada skripsi milik (Amalia, 2022) turut mengungkapkan temuannya bahwa penggunaan uang elektronik dalam jangka panjang memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan dalam jangka pendek tidak memiliki pengaruh apapun. Hal ini juga didukung oleh penelitian (Qori’ah et al., 2020) bahwa penggunaan uang elektronik berpengaruh positif terhadap kebijakan moneter. Sehingga dari beberapa hasil temuan peneliti terdahulu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan uang elektronik secara konsisten dapat berpengaruh positif bagi perekonomian negara.

Dalam melihat perkembangan penggunaan uang elektronik salah satunya dapat dilihat pada website databoks yang mengungkapkan bahwasannya penggunaan uang elektronik sebagai alat transaksi belanja mengalami kenaikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu sebanyak 1.000 persen, salah satunya sejak bulan April 2023 penggunaan uang elektronik telah mencapai Rp. 37,45 triliun. 

Dari perkembangan uang elektronik di Indonesia yang semakin meningkat, maka sudah seharusnya masyarakat maupun pemerintah mampu mengkonsistenkan hal positif ini, karena dari pembahasan sebelumnya dapat kita ketahui terkait pengaruh positif dari penggunaan uang elektronik. Untuk dapat mencapai keefektifan dalam menggunakan uang elektronik, perlu dilakukan berbagai upaya yang harmoni dari masyarakat maupun pemerintah, diantaranya:

Upaya Pemerintah

  • Mendorong peningkatan literasi keuangan oleh masyarakat: Dalam hal ini pemerintah dapat memberikan program-program untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait penggunaan uang elektronik, seperti mengadakan sosialisasi, seminar, dan sebagainya.
  • Memberikan akses internet dan instrumen digital lainnya: Pemerintah dapat memberikan jangkauan internet khususnya pada daerah-daerah yang kurang mendapatkan akses internet.
  • Memberikan keamanan masyarakat: Pemerintah perlu memberikan keyakinan kepada masyarakat salah satunya dengan menjamin keamanan uang dan juga data-data masyarakat dalam melakukan transaksi uang elektronik.
  • Memberikan pelatihan: Selain menjamin keamanan untuk masyarakat, pemerintah juga perlu memberikan pelatihan khususnya kepada masyarakat yang cukup berumur, yang mana mereka membutuhkan bimbingan yang lebih intensif dalam menggunakan teknologi.
  • Memberikan fasilitas kemudahan aturan: Dalam hal ini pemerintah dapat mendukung para pebisnis dan pedagang yang mengadopsi pembayaran melalui uang elektronik dengan memberikan kemudahan aturan.

Upaya Masyarakat

  • Menerima teknologi: Masyarakat mampu terbuka dan menerima perkembangan teknologi yang ada di Indonesia, salah satunya dengan mengadopsi teknologi transaksi melalui uang elektronik.
  • Bersikap bijak: Masyarakat harus menggunakan teknologi dengan bijak dan berhati-hati, masyarakat juga dapat menghormati keamanan setiap individu lainnya serta menaati aturan atau kebijakan dari pemerintah maupun penyedia layanan transaksi uang elektronik.
  • Mendukung pedagang lokal: Dalam hal ini masyarakat harus mampu mendukung para pedagang lokal yang menyediakan teknologi pembayaran uang elektronik dengan bertransaksi kepada pedagang tersebut melalui uang elektronik.
  • Memberikan respon yang sesuai: Masyarakat mampu memberikan respon yang baik kepada penyedia layananan uang elektronik, dan ketika terdapat masalah masyaraakt juga harus mampu menyampaikan masalah yang ada.

Upaya Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia perlu dimaksimalkan oleh seluruh warga negara, Melihat dampak positif yang diperoleh dari penggunaan uang elektronik secara konsisten, ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline