Lihat ke Halaman Asli

Nia Retno

Mahasiswa

Canangkan Program Digital Marketing, KKN-31 IAIN Kudus bersama BUMDes Sambung Selamatkan Produk yang Nyaris Terpuruk

Diperbarui: 12 September 2024   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen peribadi

Grobogan, -- Mahasiswa KKN kelompok'31 IAIN Kudus memperkenalkan digital marketing sebagai upaya membangkitkan pemasaran produk Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) desa Sambung Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, yang nyaris terbengkalai.

Proses pengenalan digital marketing tersebut dilakukan pada saat kegiatan kunjungan di kantor Bumdes yang bertempat di dusun Sambung Desa Sambung Kecamatan Grobogan pada hari Rabu 11 September 2024. Kunjungan ini disambut hangat oleh sejumlah pengurus Bumdes diantaranya adalah pendamping Bumdes, ketua bumdes, sekretaris Bumdes, hingga koordinator tim operasional yang menjalankan produksi produk yang dimiliki bumdes.

M. Iqbal Nur Fahmi selaku ketua Bumdes menjelaskan bahwa Bumdes desa Sambung memiliki 4 unit, yakni diantaranya adalah pasar desa, persewaan truk mixer atau molen, dan dua lainnya adalah ketahanan pangan. serta unit material. "Sebenarnya di dalam bumdes kami memiliki empat unit, namun hal ini terjadi kekurangan sumber daya manusia sehingga tiap anggota dapat memegang  2 unit, misalnya pasar desa dan penyewaan molen dipegang oleh satu orang sama. Sedangkan untuk unit material dan ketahanan pangan dipegang oleh orang yang berbeda," tuturnya.

Dirinya juga menambahkan bahwasannya kedatangan mahasiswa KKN IAIN Kudus di desa Sambung diharapkan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kemajuan Bumdes terutama pada unit ketahanan pangan. "Jadi, kedatangan dari mas mbak KKN ini sangat kami tunggu karena kami ingin mendengar ide-ide dari mbak mas semua dalam memberikan dampak positif terhadap perkembangan produk bumdes terutama ketahanan pangan," sambungnya.

Koordinator tim pelaksana, Agung Prihatin mengatakan bahwa dalam unit ketahanan pangan memiliki produk pupuk organik. Namun dalam pemasarannya masih belum meluas dikarenakan keterbatasan media promosi yang hanya dilakukan dalam lingkup lokal. Serta banyaknya petani yang masih gencar memilih pupuk kimia dibandingkan pupuk organik. "Pupuk yang kami produksi sudah baik. Namun, tidak semua petani mau menerima sampel yang kita berikan karena masih kalah dengan daya saing pupuk kimia," ujarnya.

Mendengar permasalahan tersebut Maulana Fahreza Barnama Aldien, sebagai Koordinator Desa KKN'031 IAIN Kudus mengungkapkan jika permasalahan tersebut sejalan dengan program kerja yang telah direncanakan yakni layanan digital marketing untuk pemasaran produk lokal salah satunya adalah produk yang dimiliki bumdes desa sambung. "Kebetulan kami juga memiliki rencana progam yang berkaitan dengan pemasaran produk lokal. Hal ini dikarenakan dari kelompok kami banyak yang berasal program studi yang kaitannya dengan ekonomi bisnis serta pemasaran," jelasnya.

Layanan digital marketing tersebut diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana sehingga tujuan dari proses pengembangan produk pupuk organik dapat berhasil serta dikenal oleh masyarakat luas bukan hanya dalam lingkup lokal. (Nia Retno)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline