Lihat ke Halaman Asli

Peran Influencer Politik dalam Membentuk Presepsi Publlik

Diperbarui: 1 Oktober 2024   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era digital yang mendominasi kehidupan kita, peran influencer turut berperan penting dalam system komunkasi. Influencer telah menjadi tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam berbagai aspek, termasuk politik. 

Hal ini bisa terjadi karena bisa dilihat dari status social serta jumblah pengikut di media social yang mendominasi. Oleh karena itu ini lah alasan menjadi pengaruh dalam presepsi public, karena diaggap dapat mempengaruhi pubik dengan opini, tulisan, berita atau hal lain yang disebarkannya.

Influencer tidak hanya berfungsi sebagai penyebar informasi, tetapi juga sebagai opinion leader yang membingkai isu-isu politik. Hal tersebut menciptakan narasi yang dapat mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap isu-isu yang sedang berkembang. 

Dengan konten kreatif dan persuasif, influencer mampu memobilisasi dukungan politik dan mendorong pengikutnya untuk terlibat dalam kegiatan politik seperti kampanye dan pemilu.

Dampak Positif

  • Penyebaran Informasi

Influencer dapat menyederhanakan isu-isu kepada masyarakat agar penyebaran informmasi bisa diterima dan dimengerti oleh masyarakat. Hal ini dapat membuka akses informasi yang lebih luas dan mendorong partisipasi publik.\

  • Meningkatkan partisipasi politik

Dalam penyempainnya influencer memiliki daya tarik tersendiri untuk membuat para pengikutnya bisa ikut terlibat dalam politik.

 

  • Menjadi jembatan komunikasi

Influencer politik berperan menjadi perantara antara pemerintah dengan masyarakat. menyampaikan aspirasi masyarakat dan memberikan umpan balik terhadap kebijakan pemerintah.

  • Mendorong transparasi

Influencer bisa dengan berani mengunngkapkan kasus-kasus atau kebijakan pemerintah. Hal ini dapat mendorong pemerintah lebih transparan dan akuntabel.

Dampak negative

  • Misinformasi dan hoaks

Tidak semua influencer memiliki niat baik, beberapanya mereka menyebarkan berita yang salah atau hoax.

  • Polarisasi

Mengadu domba beberapa kalompok yang memiliki perbedaan pendapat.

  • Komersialisasi politik

Beberpa influencer memanfaatkan popularitas mereka untuk kepentingan pribadinya.

  • Memanipulasi opini

Influencer dapat menggunakan teknik-teknik persuasi yang tidak etis untuk memanipulasi opini publik dan mengarahkan mereka pada pilihan tertentu.

Kesimpulan

Peran influencer bagai pedang bermata dua. Disatu sisi mereka bisa menjadi influencer yang bijak dan berprilaku positif sedangkan ada juga influencer yang menjadi disinformasi dan polarisasi. Sebagai pembaca harus memiliki pemikiran yang luas serta harus bisa melakukan cek fakta agar tidak terjebak dalam hoaxs.

Disusun oleh Aisyah Indha Suwandha_ 1152300304

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas dosen pengampu mata kuliah Sistem Komunikasi Indonesia Drs.Widiyatmo Ekoputro, M.A




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline