Lihat ke Halaman Asli

Virtual Meeting Memang Kebutuhan tapi Ketemuan Langsung Lebih Memenuhi Kebutuhan!

Diperbarui: 6 Juni 2021   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Yang namanya pertemuan virtual, zaman sekarang sudah menjadi kebiasaan. Orang dari berbagai penjuru tempat bertemu dan bercengkerama melalui gawai masing-masing. Universitas menjalankan perkuliahan dengan media virtual. Lembaga negara, kantor swasta, bahkan PBB juga memanfaatkan media virtual untuk bisa saling bertemu dan bercengkrama. Setiap hari, pasti ada dari kita yang melakukan meeting melalui aplikasi video conference.

Awalnya memang dipaksa oleh keadaan. Karena kita tak boleh bertemu secara langsung pada masa awal pandemi Covid-19, maka cara yang bisa dilakukan orang untuk bisa saling bertemu adalah dengan media virtual. Waktu pun terus berjalan, pandemi mulai terkendali. Vaksin sudah ditemukan, orang pun sudah tak terlalu takut untuk kesana kemari. Namun, orang sudah mulai terbiasa melakukan pertemuan secara virtual, rapat online, kelas online, bahkan seminar online, baik yang gratis atau berbayar juga banyak yang mengadakan. Semua pertemuan virtual yang awalnya dipaksakan ini akhirnya menjadi kebiasaan.

Siapa yang menduga, dulu seminar dilakukan melalui video call, belajar dengan guru sambil menatap laptop dan membahas perkembangan kantor sambil mantengin Smartphone adalah hal yang tabu. Sebelum Covid-19 menjadi pandemi, aplikasi seperti zoom, skype, gmeet, dan lain sebagainya mungkin jarang didengar. Kita dulu mungkin akan melakukan video call dengan orang lain apabila benar-benar ingin saja. Selagi kita bisa bertemu secara langsung, pasti kita lakukan.

Namun, sekarang melakukan video call bukan hanya sekedar keinginan saja, namun sudah menjadi kebutuhan. Karena dengan video call akan memudahkan banyak orang untuk bertemu tanpa repot-repot pesan tempat, tanpa repot-repot chat orang yang ngaret puluhan kali, dan juga pertemuan yang biasanya memerlukan konsumsi, karena sekarang pertemuan dilakukan melalui media video call jadi tdak perlu mengeluarkan biaya untuk pesan konsumsi. Penyelenggara seminar pun tak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk mencetak sertifikat bagi pesertanya.

Kelihatannya menjadi lebih mudah, murah, dan efektif. Namun, ini bukanlah kebiasaan manusia yang sebenarnya. Manusia itu makhluk sosial, suka berkumpul. Iya, memang kita bisa bertemu secara virtual, namun secara hakikat orang yang melakukan pertemuan secara online itu hanya berhadapan dengan gawai, walaupun gawai itu menampilkan ratusan wajah orang secara real time.

Lama kelamaan kita pasti akan bosan, karena melihat gawai yang sama selama ber jam-jam, melihat ruangan yang sama ber jam-jam, hal ini sama saja seperti menonton video. Yang membedakan dengan video sebenarnya adalah ditampilkan secara langsung dan tidak langsungnya gambar yang disampaikan.

Pada akhirnya manusia tetap butuh yang namanya bertemu secara langsung. Karena secanggih-canggihnya teknologi yang ditemukan manusia, tetap tidak bisa mengubah sifat fundamental manusia itu sendiri. Mungkin manusia bisa terbiasa dengan teknologi baru, namun hal tersebut tak bisa menghilangkan kebiasaan dasar manusia. Oleh karena saudara-saudara kita kemarin tetap ada yang nekat mudik meski dilarang, tetap berwisata meski beresiko, dan lain sebagainya. Terlepas dari pro kontra tentang Covid-19, intinya bertemu secara langsung tetap lebih memenuhi kebutuhan kita daripada bertemu melalui layar gawai kita yang datar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline