Lihat ke Halaman Asli

Cerita Kehidupan

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini 20 Februari 2015 adalah hari ulang tahun pertama pernikahanku, tapi sampai saat ini aku belum mampu membahagiakan istriku itu...
Sejak awal kami menikah aju jadi sering sakit tetapi sedikitpun tak terlihat raut wajah sakit yang tercermin pada diriku. vonis dokter aku sakit lambungku cukup parah, liver, dara tinggi dan bahkan vonis baru adalah kemungkinan jantung, apapun penyakitnya aku hanya memhon kepada Allah agar aku sembuh dan mampu beraktifitas dengan aktif seperti dulu, bahkan kalau dihitung dalam 1 tahun ini aku mungkin sakit 8 bulan dan hanya sehat 4 bulan dan mungkin itu semua karena pola hidupku yang sangat buruk ketika sebelum menikah bertahun-tahun makan mie instan dan saus karena memang aku tinggal tidak dengan orang tua. Menurutku mungkin karena pikiran ku yang kacau sehingga semua itu menggerogoti fisiku yang memang agak lemah sejak kecil ditambah pola hidupku tadi.

Kata orang tua dulu setia orang menikah pasti akan ada ujiannya, apalagi awal-awal menikah, ini yang ku rasakan sekarang. Allah sangat menyayangiku seingga memberikanku sakit, mungkin untuk menggugurkan dosa-dosa yang pernah ku lakukan.

Aku adalah seorang guru di salah satu Madrasah Aliyah dan operator MTs di Kab.Bogor, yang memiliki karakter keras dan perasaan dan bahkan mungkin sangat lembut ketika ada hal yang menyentuh hati bisa membuatku meneteskan air mata. Di sekolah aku merasa dihargai oleh para guru-guru yang lain, terutama kepala sekolah, karena aku selalu akan membantu kalau aku mampu apabila ada tugas atau kerjaan yg memang butuh keahlian operator atau bendahara, dan memang aku menjadi tempat sharing kepala sekolahku, aku tak pernah menganggap dan di anggap bawahan, tapi partner dalam dunia pendidikan yang aku geluti, memang aku sangat beruntung punya piminan seperti mereka.

Awal-awal aku menikah aku mulai merasakan bahwa pendapatanku tak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilku, tapi dalam hatiku, aku tak mampu kalau meninggalkan dunia pendidikan. Aku sudah sangat cinta dalam dunia pendidikan, sampai-sampai dulu aku pernah nekat membuat Raudatul Athfal/TK Islam yang bernama RA Rumah Hati di kampungku dan hanya mampu bertahan 2 tahun, akhirnya aku tutup karena aku tak mampu menutupi kekurangan pengeluaran bulanan RA ku untuk Honor Guru, kebutuhan ATK dan memperpanjang kontrakan RA ku karena ketika itu penghasilanku 700.000/Bulan dan sudah mengajar di MA sebagai Guru Sosiologi, di SMK sebagai guru PKn, Komunikasi, Presentasi dan Bendahara sekaligus Operator di MTs. itu semua aku lakukan karena cita-citaku sejak dulu adalah ingin menjadi pengusaha dan pemilik lembaga pendidikan dimana mampu menaungi anak yatim dan anak kurang mampu. Karena tidaklah mungkin ketika orang membuat lembaga pendidikan akan besar dan berkualitas kalau pemiliknya tidak memiliki uang yang banyak. Lembaga akan besar dan berkualitas apabila pemiliknya memuliki uang yang banyak dan yang ke dua apabila lembaga pendidikannya berorientasi pada lembaga bisnis, tetapi lembaga berkualitas seperti itu akan sulit menyentuh anak-anak indonesia yang kurang beruntung.

Perjuangan itu belumlah usai, akhir november 2014 kemarin aku mendapat panggilan PLPG dan ketika itu aku sedang sakit dan belum lama dirawat di rumah sakit selama 5 hari dan masih berobat jalan, awalnya aku tidak mau ikut karena aku sedang tak ada uang sama sekali dan masih belum sembuh benar, tetapi dukungan teman-teman membuatku memutuskan ikut karena ini adalah PLPG angkatan terakhir. Akhirnya aku meminjam ke kepala sekolah 1jt rupiah, dan meminjam tabungan teman 1jt rupiah. Aku membawa bekal sebanyak itu untuk keperluan aku dan istriku, aku membawa istri karena aku masih takut kalau sendiri dalam keadaan seperti ini, dan benar saja setelah beberapa malam disana penyakit darah tinggi dan lambungku kumat karena lelah mungkin, tetapi aku memaksakan untuk mengikuti setiap kegiatan PLPG itu. Alhamdulillah setelah beberapa hari disana aku mendapatka ilmu yang sangat bermanfaat dari para narasumber seperti ibu Dra. Wilodati, M.Si, Siti Komariah, M.Si, Ph.D , ibu Dr. Elly Malihah, M.Si, Siti Nurbayani K, S.Pd.,M.Si dan yang lainnya, dan akupun mendapatkan nilai RPP terbaik, dan Pembuatan Pemnilaian Terbaik ketika itu, kata dosennya, tapi menurutku aku belum sebaik itu karena aku merasa belum maksimal ketika itu karena sambil menahan kepala yang sangat pusing karena lambung dan darah tinggi berhari-hari, dan setelah 10 hari disana akhirnya kita pulang kerumah masing-masing dengan perasaan sedih karena harus berpisah dengan teman-teman, narasumber dan panitia disana.

Setelah pulang dari PLPG ada harapan cukup besar untuk kami memperbaiki ekonomi rumah, takhanya itu akupun ngobrol-ngobrol dengan istriku bahwa aku berniat untuk melanjutkan S2 jurusan managemen pendidikan, tadinya sih maunya Sosiologi tetapi karena jauh dan idak ada kalau diwilayah Bogor akhirnya cita-citanya banting setir menjadi managemen pendidikan kalau aku dapat uang sertifikasi setelah melunasi hutang-hutang ku yang ada, aku sangat ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi dosen, soalnya aku sering ngisi materi di teman-teman mahasiswa kajian umum ketika aktif dalam organisasi, bahkan sampai sekarang masih suka diminta terkadang. Teman-teman dan kepala sekolah sangat optimis kalau aku pasti lulus apalagi ketika aku tidak ada panggilan ujian ulang sedangkan yang lain banyak yang mengulang sampai 3x ujian berarti.

Sudah 2 bulan aku PLPG tepatnya pertengahan februari 2015 ini temanku mengabarkan bahwa uang 1jt yang aku pinjam untuk PLPG ketika itu akan diambil oleh orang yang menabung kepadanya, aku dan istriku bingung karena kami sama sekali tidak pegang uang pribadi, yang ada hanya uang kakak ipar yang menitipkannya kepada kami sebesar 18jtan, tetapi akhirnya siang itu kami memutuskan untuk menjual cincin sebagai maskawin yang aku berikan kepada istriku dan sebuah telepon genggam yang aku pegang. Aku sangat sedih karena telah membawa istriku dalam penderitaan karena ini, aku hanya mampu menangis sejadi-jadinyadipangkuannya dan memohon maaf atas keadaan ini. setelah itu akupun berfikir untuk buka usaha agar keluar dari keadaan ini secepatnya, karena aku merasa sudah sangat bersalah telah membawa istriku sedih, bukan aku tidak mamu membayar hutang-hutangku itu, tetapi untuk memenuhi kebutuhan seharihari kami juga sangat sulit, honor aku mengajar seluruhnya sekarang ini hanya 500rb itupun kalau full masuknya, kalau seperti sekarang ini sedang banyak pikiran sehingga membuatku mudah sakit sehingga jarang masuk dan bahkan aku cuti 2 bln, aku hanya mendapat 250rb per bulan, tetapi istriku Alhamdulillah mengajar TK dan mendapatkan honor sebesar 400rb per bulan, tetapi untuk ongkos mengajar dan ongkos kuliah istriku saja masih kurang. Tetapi kami bertahan dan berusaha untuk keluar dari masalah ini sehingga kami memutar otak untuk usaha sore itu.

Seteah malam tiba, aku iseng-iseng membuka fb dan ternyata ada info dari teman-teman bahwa ada info kelulusan di bloog UPI, dan ternyata memang ada, aku langsung mengecek apakah nama aku muncul dalam undangan pembagian sertifikat hasil PLPG waktu itu, dengan sedi ternyata nama aku tak muncul yang berarti aku tidak lulus. Sungguh pukulan besar bagiku, bukan karena aku tidak lulus, tetapi aku mengecewakan istriku yang sore tadi memutuskan untuk menjual cincinnya untuk membayar hutang tadi siang, dan akhirnya kembali kami menangis dengan keadaan itu.

Keesokan harinya kami memutuskan untuk meminjam uang ke bank untuk modal usaha sebesar 10jt dengan jaminan surat segel tanah rumah, aku akan membuat warung tenda dengan menu sup iga rempah, dan aku memutuskan untuk a mengurangi jam pelajaran di sekolah nantinya agar aku bisa pulang sebelum siang dari sekolah untuk memasak sup iga rempah dan yang akan melayani di warung nanti akan ku cari orang sehingga tidak memporsir fisiku yang lemah. Semangat kembali berkobar walau PLPG tidak lulus, berarti Allah memerintahkanku mencari jalan lain untuk mencukupi kebutuhan kami.Itu semua hanya rencana kami, ternyat surat segel tanah yang aku miliki ternyata tidak bisa dijadikan sebagai jaminan dikarenakan nama yang tertera dalam surat segel berbeda dengan KTP dikarenakan salah mengetik mungkin. Akhirnya harapan itu kandas kembali sampai detik ini, semakin aku memikirkan hal ini maka semakin terasa tidak enak fisik ini dan membuatku terbaring sakit. Akhirnya aku memutuskan meminjam BPKB motor teman untuk aku gunakan jaminan pinjaman bank sebesar 3jt sampai 4jt agar bisa lunas selama 1t, dan dia memegang surat segel tanah kami, hasilnya orang tua temanku tidak mengizinkan anaknya meminjamkan BPKB motornya. Yang aku dapat hanya malu saja ketika orang terdekat kita mengetahui kesulitan kita, dan akhirnya aku memutuskan untuk mengeluarkan unek-unek ini kepada orang yang jauh dari aku dan bahkan tak mengenal aku. Aku bertahan tidak curhat dengan orang disekitar karena sampai sekarang masih banyak orang yang minta solusi atas permasalahan mereka darena Alhamdulillah kesulitan yang aku alami tidak terpancar dari kami.

Semoga Allah Memberika jalan kepada kami secepatnya. Amin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline