Lihat ke Halaman Asli

Terinspirasi dari Sang Ibu Berwirausaha Sejak SD

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berwirausaha sejak kecil? Siapa takut ! Inilah kalimat penegas yang selalu membuat Yundika Alvionita, Mahasiswi Komunikasi Diploma IPB ini menjadi semakin yakin dalam menjalani bisnis yang ia tekuni sejak 11 tahun yang lalu. Tepatnya ketika ia duduk di bangku kelas 3 SD. Menurut Yundika, berbisnis itu tidak hanya membutuhkan modal dalam bentuk materi, tetapi juga perlu adanya keberanian dan keuletan dalam menjalaninya. Tanpa keberanian anda tidak akan pernah mampu untuk mencoba, dan jika anda tidak pernah mencoba, maka anda tidak akan mengetahui apapun. Oleh karena itu, hidup membutuhkan keberanian, terutamadalam berwirausaha seperti yang sedang dibahas ini.

Pada awalnya, Yundika terinspirasi dari sang ibu yang pada saat itu sedang berwirausaha di bidang pakaian. Yundika setiap hari selalu memperhatikan kegiatan yang dilakukan ibunya. Tidak jarang ia ikut terjun membantu ibunya dalam berjualan. Sampai pada akhirnya, Yundika berinisiatif untuk memulai bisnisnya dengan berjuala rujak. Diusianya yang masih terbilang kecil itu, Yundika bersih keras untuk tetap berjualan meski ibunya sempat melarangnya berjualan. Bermodalkan uang Rp 1.000,00 ia membeli tiga buah mangga, meraciknya, dan membungkusnya sendiri. Kemudian, ia jual rujak tersebut ke teman-teman dekatnya terlebih dahulu. Berawal dari satu wadah kecil sampai ke beberapa wadah besar, akhirnya usaha yang ia tekuni berkembang pesat. Yundika sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri seperti pakaian dan perlatan sekolah.

Tidak berhenti hanya disitu saja, di tingkat SMP ia melanjutkan bisnisnya dengan berjualan pulsa. Di tingkat SMA ia berjuaan makanan dan hal tersebut berlanjut hingga ia duduk di bangku Perguruan Tinggi. Salah satu usaha yang pernah ia geluti yaitu berjualan kue kering ketika menjelang lebaran. Hal ini dilatarbelakangi ketika Yundika ingin sekali membeli sebuah handphone “Blackberry”

Berkat usaha dan kerja kerasnya itu pula, ia bisa memenuhi apa yang ia inginkan, seperti membeli handphone, kamera, dan sebagainya tanpa harus meminta kepada orangtua lagi.

Mahasiswi komunikasi ini mengatakan bahwa banyak pengalaman yang ia peroleh selama menjalani usaha-usaha yang ia tekuni tersebut. Tentu saja tidak mudah dan langsung berhasil begitu saja. Banyak rintangan yang dihadapi. Mulai dari dicemooh oleh teman-teman, ditolak dalam penawaran, hingga kerugian yang dialami. Namun, semua itu tidak membuat ia menyerah. Ia tetap berusaha untuk mencapai apa yang ia inginkan. Menurutnya, semua yang kita hadapi di dunia ini membutuhkan proses, tidak ada orang yang sukses tanpa melalui proses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline