Lihat ke Halaman Asli

Nafisah Almira

Mahasiswa Universitas Airlangga

Eksistensi Profesi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Diperbarui: 11 Januari 2025   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam lanskap kesehatan global yang terus berevolusi, peran Sarjana Kesehatan Masyarakat menjadi semakin krusial. Profesi ini, yang berfokus pada pencegahan penyakit dan promosi kesehatan pada tingkat populasi, telah mengalami transformasi signifikan sejak kemunculannya. Sejarah kesehatan masyarakat dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19, namun sebagai disiplin akademik dan profesi, ia mulai mendapatkan pengakuan formal pada awal abad ke-20.

Lulusan program studi Kesehatan Masyarakat dibekali dengan pengetahuan
dan keterampilan yang luas, mencakup berbagai aspek kesehatan seperti promosi kesehatan, epidemiologi, kesehatan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta administrasi dan kebijakan kesehatan. Keberadaan mereka sangat dibutuhkan dalam upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sarjana Kesehatan Masyarakat memiliki peran yang unik dan multifaset dalam sistem kesehatan. Mereka tidak hanya fokus pada pengobatan individu, tetapi juga pada pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan seluruh komunitas. Keahlian mereka mencakup berbagai bidang, termasuk epidemiologi, biostatistik, kesehatan lingkungan, kebijakan dan manajemen kesehatan, serta ilmu perilaku dan sosial. Keragaman ini memungkinkan mereka untuk menghadapi tantangan kesehatan yang kompleks dengan pendekatan holistik dan berbasis bukti.

Dalam konteks global, peran Sarjana Kesehatan Masyarakat semakin diakui sebagai komponen vital dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan.
Menurut WHO, tenaga kesehatan masyarakat memainkan peran kunci dalam memperkuat sistem kesehatan, menangani determinan sosial kesehatan, dan memastikan cakupan kesehatan universal.

Pandemi COVID-19 telah memperlihatkan pentingnya profesi ini dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sarjana Kesehatan Masyarakat berada di garis depan dalam upaya pengendalian pandemi, mulai dari pelacakan kontak, analisis data epidemiologi, hingga pengembangan dan implementasi kebijakan kesehatan publik. Krisis global ini telah menyoroti kebutuhan akan tenaga kesehatan masyarakat yang terampil dan membuka mata masyarakat tentang pentingnya investasi dalam infrastruktur kesehatan masyarakat.

Namun, eksistensi profesi ini juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman publik tentang peran dan kontribusi Sarjana Kesehatan Masyarakat. Tidak seperti dokter atau perawat yang interaksinya dengan masyarakat lebih langsung dan terlihat, pekerjaan kesehatan masyarakat sering kali bersifat "di belakang layar" dan preventif, yang bisa membuat kontribusinya kurang diakui.

Selain itu, profesi ini juga menghadapi tantangan dalam hal pendanaan dan sumber daya. Meskipun investasi dalam kesehatan masyarakat terbukti cost-effective dalam jangka panjang, seringkali sulit untuk mendapatkan dukungan politik dan finansial yang diperlukan. Hal ini sebagian disebabkan oleh sifat preventif dari pekerjaan kesehatan masyarakat, di mana keberhasilannya sering diukur dari apa yang tidak terjadi (misalnya, wabah yang berhasil dicegah) daripada dari hasil yang langsung terlihat.

Meskipun menghadapi tantangan, prospek masa depan untuk profesi Sarjana Kesehatan Masyarakat tetap cerah. Kemajuan teknologi, terutama dalam analisis data besar dan kesehatan digital, membuka peluang baru bagi profesional kesehatan masyarakat. Penggunaan kecerdasan buatan dan analisis prediktif dalam surveilans penyakit, misalnya, memungkinkan deteksi dan respons yang lebih cepat terhadap ancaman kesehatan.

Dalam menghadapi tantangan kesehatan global yang semakin kompleks, peran Sarjana Kesehatan Masyarakat akan terus berkembang. Kemampuan mereka untuk menganalisis data, merancang intervensi berbasis bukti, dan memahami konteks sosial-budaya kesehatan akan menjadi semakin penting. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan masyarakat, serta penguatan infrastruktur kesehatan masyarakat, menjadi krusial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline