Lihat ke Halaman Asli

Menurut WHO, Pilpres Indonesia Menurun Kualitasnya

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada seorang kompasianer tidak pernah menulis di kompasiana, bergabung tahun 2011, berkomentar di salah satu lapak saya, yang berjudul "Prabowo Pemenang: Hari Bersejarah & Keramat, Malam Spektakuler, Dua Pidato Awal Pertempuran, Angka Spesial", berpendapat bahwa saya penulis stress. Tenang saja, penulis stress seperti saya ini tidak mungkin dihit oleh ribuan pembaca.
*
Saya yakin sebagian penulis di kompasiana ini menderita stress. Baik stress diakibatkan pekerjaan, dikarenakan lihat mulut bawel istri, dan lain-lain. Kemudian menulis sebagai sarana untuk menghilangkan stress. Ada kompasianer kondang di status depannya dengan kalimat "menulis sebagai rekreasi". Bukankah rekreasi itu sarana penghilang stress?
*
Sesuai judul "Menurut WHO Pilpres Indonesia Menurun Kualitasnya", maka akan saya coba uraikan.
*
Kita hidup di zaman emansipasi wanita. Zaman dimana, wanita memiliki kesempatan sejajar dengan lelaki. Wanita boleh jadi pilot, jadi astronot, jadi apa saja. Dimana profesi yang didominasi oleh laki-laki, wanita boleh melakoninya. Bahkan di bidang olahraga-pun merambah, wanita boleh bermain sepakbola, gulat dan lain-lain.
*
Dan penggiat utama emansipasi wanita adalah WHO. WHO telah buat draf khusus tentang emansipasi yang mesti diperhatikan atau menjadi acuan semua negara untuk mengikuti draf tersebut. Emansipasi ini telah sejajar dengan HAM.
*
Lalu apa hubungannya dengan pilpres di Indonesia. Sesuai semangat emansipasi wanita, maka wanita mampu menjadi nomor satu di sebuah negara. Seperti di Jerman atau Inggris dulu, yang memiliki perdana menteri wanita. Maka, kualitas pilpres Indonesia menurun kualitasnya.
*
Maksudnya apa? Tak ada wakil wanita, baik di posisi capres ataupun cawapres. Kita tengok 15 tahun belakangan. Bukankah kita pernah punya wapres dan presiden wanita? Lalu sepuluh tahun terakhir, kita memiliki capres perempuan.
*
Coba tengok sekarang! Tak ada wanita di posisi capres-cawapres. Ah, seandainya Jokowi memilih Puan, tentu kwalitas pilpres Indonesia terjaga di mata WHO. Setidaknya kita memiliki cawapres perempuan.
*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline