Lihat ke Halaman Asli

Penutupan Dolly Berefek Mengurangi Devisa Negara

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini tulisan terinspirasi kejadian dahulu. *
Ada rombongan jemaah Malaysia datang ke kotaku, sekitar setahun yang lalu. Terdiri dari kurang lebih 7 orang. Rencananya mereka selama 4 bulan keliling di kotaku dan sekitar, berdakwah dari mesjid ke mesjid menyebarkan siar pentingnya melaksanakan amal agama, terutama shalat berjamaah. Mereka jemaah tabligh dari Malaysia.
*
Di sebuah mesjid, aku mendengar tausyiah dari salah seorang dari jemaah Malaysia tersebut. Meski harus sedikit mencerna bahasa melayu yang diucapkannya, namun karena Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia masih bersaudara, tausyiah orang Malaysia masih dapat ditangkap jelas maksudnya.
*
Orang Malaysia tersebut bercerita bahwa saat naik pesawat dari Kuala Lumpur ke Jakarta, rombongan di dalam pesawat bersama-sama pula orang-orang Malaysia lainnya. Yang bertausyiah mengungkapkan, sempat berbicara dengan lelaki Malaysia yang dikenalnya.
*
Ternyata tujuan antara dirinya dan tujuan temannya itu berkunjung ke Indonesia, sungguh berbeda, seperti bumi dan langit. Ia dan rombongan tujuannya siar agama, sedang temannya itu, setelah masuk Jakarta akan terbang lagi ke Surabaya, lalu menuju Dolly. Mau melacur.
*
Dari tausyiah orang Malaysia itu, saya jadi tahu bahwa Dolly adalah rumah bordir yang terkenal di luar negeri, khususnya negeri tetangga. Karena ada orang Malaysia, repot-repot hanya demi melacur pergi ke Dolly, Surabaya, Indonesia.
*
Jadi, seandainya Dolly ditutup maka secara ekonomi tindakan tersebut, telah mengurangi pemasukan devisa negara. Mengurangi pula wisatawan asing yang ingin pergi ke Dolly.
*
Apa ada unsur politiknya penutupan Dolly? Mirip pengungkapan kejahatan Prabowo oleh Wiranto. Penangkapan Surya Dharma Ali. Sidang perdana Anas.
*
Walikota hebat dari partai PDIP. Walikota yang merakyat, mirip walikota Solo dulu.
*
Ah, segala sesuatu yang terjadi menjelang selalu dicurigai.
*




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline