Selain merevolusi memproduksi bibit unggul pesepakbola yang mengisi persepakbolaan di tanah air, terutama mengisi perlu tim nasional, PSSI perlu juga merevolusi mental pasa wasit-nya.
*
Bukannya menuduh, terlihat di final ISL yang baru saja selesai, di 90 menit pertandingan, wasit yang memimpin agak berat sebelah. Soal berat sebelahnya ke mana? Yang nonton dan yang ngerti banget sepakbola tentu tahu beratnya ke mana?
*
Sewaktu terjadinya sepakbola gajah beberapa waktu yang lalu, terungkap melalui pengakuan PSIS dan PSS, bahwa mengapa mereka sampai melakukan itu, karena mereka takut berhadapan dengan Borneo FC. Bukan takut soal secara permainan atau teknis lainnya, namun takut dicurangi wasit, karena mereka (seluruh ofisial PSIS dan PSS), berpendapat bahwa Borneo FC selalu diuntungkan wasit.
*
Jadi, menyimak pertandingan final liga ISL, dan pengakuan (PSIS dan PSS), mengapa mereka menampilkan sepakbola gajah, PSSI harus pula merevolusi para wasitnya. Kalau perlu sewa saja wasit asing. Atau, sewa wasit asing untuk mengawasi dan mengevaluasin tindak-tanduk mereka di lapangan. Jangan sampai bibit atau telah terjadi secara diam-diam, kasus mafia wasit yang dulu menghebohkan persepakbolaan Indonesia, terulang lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H