Daging kambing jika diolah dengan benar dan terampil, maka akan menghasilkan hidangan yang membuat nafsu makan bertambah. Terkadang, jika seseorang mengolah makanan dengan bahan dasar daging kambing yang menjadi kekhawatiran nya adalah bau khas “prengus”. Namun, bagi sebagian orang ataupun penikmat daging kambing, bau prengus bukan menjadi masalah besar.
Di Griya Aqiqah An-Ni’mah, selama hampir 3 tahun terakhir menerima jasa penyembelihan dan pengolahan daging kambing untuk keperluan aqiqah. Siapa yang tak tau tentang “Aqiqah”? Ya, aqiqah adalah sebuah bentuk rasa syukur yang diberikan oleh pasangan orang tua yang baru saja mendapatkan karunia kelahiran seorang putra maupun putri dengan menyembelih kambing ataupun domba, yang kemudian akan dibagikan kepada sanak saudara, kerabat, tetangga, dan yang lainnya sebagai bentuk sadaqah. Aqiqah juga sebagai bentuk penyempurna ibadah bagi kedua orang tua dan putra putri yang diaqiqahkan.
Aqiqah, biasanya dilakukan sekaligus dengan acara “Puputan”. Di daerah Jawa Tengah, khususnya wilayah Kabupaten Magelang. Puputan adalah sebuah acara/ hajatan/ perhelatan yang diesensikan sebagai bentuk tasyakuran atas kelahiran seorang bayi. Pada acara ini, dilakukan dengan rangkaian kegiatan, seperti memotong rambut bayi yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah ataupun mangkuk yang berisiskan air, bunga, telur ayam jawa, dan sebagainya serta diiringi oleh alunan sholawat yang menambah sakral dan barokahnya kegiatan puputan ini.
Pada umumnya, daging kambing untuk keperluan aqiqah hanya dimasak sebagai olahan gulai, tongseng, maupun sate. Namun, pada usaha Griya Aqiqah An-Ni’mah dengan owner Ibu Ana Nurul Hikmah ,yang beralamat di RT. 02 RW. 01, Gejiwan, Krasak, Salaman, Magelang ini, menyediakan berbagai menu yang dapat dipilih. Diantaranya tengkleng, baceman, lombok ijo, serundeng, semur, dan masih banyak lagi sesuai permintaan konsumen. Selain itu, Griya Aqiqah An-Niqmah juga melayani kambing qurban, hajatan, pesta, maupun nadzar.
Dari testimoni konsumen, menu masakan yang menjadi pilihan utama jatuh pada olahan “Tengkleng”. Bagaimana tidak, masakan khas dari Solo ini memiliki cita rasa yang cocok untuk lidah orang Jawa Tengah yang cenderung pedas manis. Konsumen juga menuturkan, bahwa tengkleng buatan Bu Ana (owner) begitu nikmat tanpa bau prengus. Ya, setiap pesanan aqiqah dimasak sendiri oleh sang owner cantik ini. Hanya dengan berbekal skill turun temurun dari orang tuanya dulu, kini ia sukses menjadi seorang ibu wirausahawan yang mampu menyekolahkan anaknya hingga masuk ke perguruan tinggi.
Menurut penuturan beliau saat penulis wawancarai mengapa kambing yang diolahnya tak memberi aroma prengus. Beliau mengatakan, “Oh iya, karena daging yang saya olah adalah daging yang masih segar dan berasal dari kambing yang sehat, saya bisa menjamin begini kambing yang diolah saya ambil dari peternakan orang tua sendiri. Karena orang tua saya adalah seorang peternak kambing dan memiliki usaha peternakan sejak saya masih kecil. Jadi, usaha aqiqah ini adalah hasil kerjasama dengan orang tua saya di Bandongan. Selain, saya ikut berikhtiar membuka jalan rezeki orang tua, saya juga mendapatkan penghasilan yang bisa dibilang sangat membantu suami saya”.
Mendengar penuturan beliau, penulis sangat terinspirasi karena ia tidak hanya sedang berwirausaha untuk dirinya sendiri, namun juga melibatkan orang tua nya dalam setiap jalan rezeki yang ia cari, kehangatan dan keberkahan bisa penulis rasakan saat itu.
Kurang afdol namanya, jika penulis tidak bertanya mengenai bahan dan proses pembuatannya. Dilansir dari wawancara beberapa waktu lalu, ternyata bahan yang digunakan untuk mengolah tengkleng ini sangat beragam. Mulai dari, balungan kambing, bawang putih dan merah, jahe, kunyit, laos, salam, kencur, merica, kemiri, biji cengkeh, kapulaga, jinten, cabai, gula jawa dan tak lupa santan. Namun, ada bumbu rahasia yang menjadikan olahan tengkleng Bu Ana ini menjadi daya tarik konsumen.