Lihat ke Halaman Asli

anna nur rahma asyifa

hi saya pemula

Dari Kepekaan Hati hingga Kilau Cahaya Ilmu: Menerawang Kisah Inspirati Bu Rulwati

Diperbarui: 19 Mei 2023   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di sebuah desa pesisir terpencil, terdapat sosok wanita yang merangkak melawan segala rintangan demi membawa cahaya ilmu kepada generasi muda. Ibu Rulwati, seorang guru ngaji yang berusia hampir 50 tahun, telah menjadi inspirasi bagi banyak orang dengan semangatnya yang tak tergoyahkan dan tekadnya yang kuat. Kisah hidupnya mengharukan dan penuh dengan pengorbanan, serta menunjukkan kekuatan yang ada dalam kebaikan hati seseorang.

Ibu Rulwati tidak pernah bermimpi menjadi seorang guru, namun Tuhan selalu mempertemukannya dengan orang-orang yang membutuhkan bantuannya dalam belajar Al-Qur'an. Sejak masa kecil, ketika beliau  masih duduk di bangku SD, Ibu Rulwati dipertemukan dengan seorang nenek yang memiliki semangat belajar yang luar biasa. Nenek itu hampir setiap malam datang ke rumah Ibu Rulwati untuk meminta diajari doa-doa, karena beliau tidak dapat membaca tulisan Arab. Ibu Rulwati dengan sabar menuliskan doa-doa itu dengan huruf Latin untuk membantunya. Pikirkan saja, seorang anak SD mengajari nenek-nenek! Namun, itu adalah awal dari perjalanan yang luar biasa bagi Ibu Rulwati.

Setelah Ibu Rulwati lulus dari SMK, beliau merantau ke Batam. Awalnya, beliau  merasa tidak betah dan merasa bosan. Namun, nasib berkata lain ketika beliau  bertemu dengan sahabat-sahabat sholih dan sholihah di Masjid Nurul Islam. Di sinilah Ibu Rulwati mulai aktif dalam bidang dakwah dan mengajar TPQ di sekitar Muka Kuning bahkan ke pulau-pulau terpencil. Meskipun pengetahuannya tentang Al-Qur'an masih sangat terbatas, Ibu Rulwati semakin jatuh cinta dengan kegiatan mengajar. Hadis Rasulullah yang mengatakan "Sampaikanlah pesanku walaupun hanya satu ayat" menjadi pendorongnya untuk terus melanjutkan perjuangannya.

Namun, kehidupan tidak selalu berjalan mulus bagi Ibu Rulwati. Pada tahun 1998, ketika terjadi masa reformasi, Ibu Rulwati memutuskan untuk pulang kampung dan tidak ingin bekerja di perusahaan lagi. Meskipun seorang teman menawarkan kesempatan untuk tetap tinggal di Batam, Ibu Rulwati dengan tegar memilih untuk pulang. Namun, kehidupan di kampung juga tidak sesuai dengan harapannya, dan rasa bosan segera melanda. Ibu Rulwati kemudian mencoba melamar pekerjaan di perusahaan, namun di hadapan petugas keamanan, beliau dihadapkan dengan persyaratan yang mengharuskan ia melepas jilbabnya. Tanpa ragu, di tengah kerumunan orang, Ibu Rulwati memutuskan untuk meninggalkan kesempatan itu dan memilih menjadi guru ngaji.

Dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang guru ngaji, Ibu Rulwati mengalami berbagai tantangan yang sulit dilupakan. Keterbatasan ilmu, minimnya dukungan dari orang tua murid, dan kendala finansial adalah beberapa rintangan yang selalu hadir di depannya. Namun, dengan kebaikan hati dan kegigihan yang tak tergoyahkan, Ibu Rulwati mampu mengatasi semua itu. Beliau belajar dengan tekun dan meningkatkan pengetahuannya tentang Al-Qur'an agar dapat memberikan yang terbaik kepada murid-muridnya.

Kisah yang paling menyentuh hati adalah ketika Ibu Rulwati mendapati salah satu muridnya, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun bernama Ahmad, memiliki potensi yang luar biasa dalam menghafal Al-Qur'an. Namun, Ahmad berasal dari keluarga miskin dan tidak mampu membayar biaya pendidikan. Tanpa ragu, Ibu Rulwati memutuskan untuk mengajar Ahmad secara gratis. Beliau mengabdikan dirinya untuk membantu anak itu mencapai potensinya yang terbaik.

Kisah inspiratif Ibu Rulwati merambat ke seluruh desa. Para orang tua melihat betapa gigih dan penuh cinta kasihnya Ibu Rulwati dalam mendidik anak-anak mereka. Mereka terinspirasi oleh kegigihan dan dedikasinya yang tak tergoyahkan. Dalam hati mereka, tumbuh harapan baru bahwa anak-anak mereka juga dapat memiliki masa depan yang cerah melalui pendidikan dan pengetahuan.

Ibu Rulwati bukan hanya seorang guru, tetapi juga seorang ibu bagi banyak anak-anak di desa itu. Beliau memberikan mereka bukan hanya ilmu, tetapi juga keberanian, kepercayaan diri, dan cinta kasih yang tulus. Kehadirannya memberi warna baru bagi kehidupan mereka.

Kisah Ibu Rulwati adalah sebuah pengingat akan kekuatan yang ada dalam setiap individu untuk melakukan perubahan positif dalam masyarakat. Melalui dedikasi dan semangatnya, Ibu Rulwati telah membuka pintu ilmu bagi anak-anak  menerangi hati mereka, dan memberi mereka harapan baru untuk masa depan yang lebih baik. Beliau  adalah teladan nyata tentang bagaimana kebaikan hati seseorang dapat mengubah dunia di sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline