Lihat ke Halaman Asli

Ardini Farzana Yurianto

S1 Bimbingan dan Konseling UNESA

Optimalisasi Strategi Layanan Dasar untuk Meningkatkan Self-Esteem pada Siswa Remaja

Diperbarui: 8 Juni 2022   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bimbingan Konseling memiliki program BK Perkembangan. BK Perkembangan merupakan proses pembantuan kepada siswa yang berorientasi pada potensi siswa, seperti minat, bakat, dan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan siswa dalam dunia pendidikan. BK Perkembangan bertujuan untuk membantu siswa agar mampu untuk mengatasi permasalahannya sendiri (self-help), mampu mengembangkan kemampuan mengarahkan diri, serta memiliki tanggung jawab dan kemandirian. Dalam program BK Perkembangan terdapat layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem.

Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada siswa melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas yang diperlukan dalam mengembangkan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan hidup, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.          

Tahap perkembangan siswa yang masih harus terus ditingkatkan yaitu self-esteem (harga diri). Self-esteem merupakan suatu kondisi pemikiran atau pandangan terhadap dirinya sendiri. Self-esteem dapat diperoleh dari hasil pengamatan seseorang terhadap dirinya sendiri yang akan berdampak pada emosi, perilaku, dan sikap orang tersebut. Perkembangan emosional pada siswa remaja yang masih cenderung labil menjadi salah satu hal yang perlu untuk diperhatikan dan akan berpengaruh pada self-esteem siswa. Siswa remaja yang berada dalam tahap peralihan, membutuhkan bantuan dan dukungan dalam perkembangan self-esteem nya.

Siswa yang memiliki self-esteem rendah akan memiliki masalah interpersonal, mengalami kegagalan akademis, ketergantungan, depresi, kecemasan, perasaan keterasingan, tidak dicintai, penarikan diri dari situasi sosial, kurangnya kemampuan memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, self-esteem sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis siswa dalam mengikuti pembelajaran. Self-esteem yang rendah tidak hanya berdampak pada kegiatan pembelajaran saja, tetapi juga akan memengaruhi kegiatan-kegiatan lainnya.

Sebaliknya, apabila siswa memiliki self-esteem yang tinggi dan baik maka akan menjadi seseorang yang optimis, dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan sesuai kebutuhan, serta memiliki motivasi dan kepercayaan diri yang tinggi. Siswa dengan self-esteem yang baik, juga akan meningkatkan self-confidence nya, sehingga akan baik pula kualitas belajarnya. Siswa dapat menjadi lebih berani dalam menjawab soal maupun pertanyaan yang diberikan oleh guru serta dalam menyampaikan gagasan atau pendapatnya. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi self-esteem, antara lain: a) Jenis kelamin; b) Intelegensi; c) Kondisi fisik; d) Lingkungan keluarga; dan e) Lingkungan sosial.

Banyaknya dampak yang diperoleh dari self-esteem, menjadi alasan diperlukan optimalisasi layanan dasar oleh guru BK. Strategi layanan dasar yang dapat dimanfaatkan oleh guru BK antara lain:

  • Bimbingan Klasikal: 

Bimbingan klasikal dilakukan secara langsung oleh guru BK secara terjadwal. Dalam bimbingan klasikal terdapat layanan orientasi dan informasi. Layanan orientasi merupakan layanan untuk siswa baru dengan tujuan dapat mengenal lingkungan sekolah. Sedangkan layanan informasi merupakan pemberian bantuan atau informasi mengenai aspek kehidupan yang dianggap penting. Pada layanan informasi ini, guru BK dapat memberikan bimbingan mengenai self-esteem pada siswa.

  • Bimbingan Kelompok:

Bimbingan kelompok dilakukan dengan pemberian bimbingan kepada kelompok-kelompok kevil yang berisikan 5 sampai 10 orang siswa. Bimbingan ini bertujuan untuk membahas mengenai minat dan kebutuhan siswa agar dapat mengembangkan perilaku baru yang lebih efektif.

  • Berkolaborasi dengan Guru Mapel atau Wali Kelas: 

Program layanan BK dapat berjalan secara efektif jika semua personil sekolah turut mendukung kegiatan tersebut, terutama guru mapel dan wali kelas. Guru BK dapat berkolaborasi dengan guru mapel atau wali kelas dalam rangka untuk menggali informasi mengenai siswa selama proses pembelajaran.

  • Berkolaborasi dengan Orang Tua: 

Kolaborasi dengan orang tua juga berperan penting dalam rangka meningkatkan kualitas dan kelancaran program bimbingan dan konseling. Dengan adanya kolaborasi ini, guru BK dapat bertukar pikiran dan saling berbagi informasi dengan orang tua mengenai perilaku siswa saat berada di rumah.

            Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi layanan dasar perlu dioptimalkan untuk meningkatkan self-esteem siswa remaja. Dilihat dari dampak yang ditimbulkan akibat dari self-esteem siswa yang rendah dapat memengaruhi kegiatan belajar dan kegiatan lainnya yang dimiliki oleh siswa. Dalam melaksanakan strategi layanan dasar ini, tentunya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar dapat bejalan lancar dan optimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline