Ayunan langkah senyap melewati berderet nisan
Kabut senja menambah kesan sunyi berdebu
Tidak ada lagi semarak kehidupan
Hanya lidah terbelit kelu
Masih kudengar teriak lantang kalian
Mengobarkan semangat atau justru penanda akhir kehidupan
Mundur bukanlah pilihan, sekadar pamit mengenakan sarung
Tak pernah terpikir, ada secangkir kopi yang menanti kepulangan
Sepotong sunyi tertinggal di makam ini
Satu sama lain tampak tak berbeda
Walau di sana ada militer dan sipil Belanda