Lihat ke Halaman Asli

Agung Setiawan

TERVERIFIKASI

Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Sejumput Asa Mempersatukan Indonesia dari Pesisir Utara Jawa

Diperbarui: 6 Maret 2020   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokpri

Indonesia sungguh istimewa dalam kacamata dunia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa dan tersebar di ribuan pula, membuat negara kita mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Keberagaman tersebut tidak pernah terkotak. Antarbudaya kita sendiri sudah terjalin interaksi, bahkan sejak awal kita telah membuka pintu terhadap peradaban dunia lewat perdagangan, penyebaran agama, dan lainnya.

Keberagaman budaya sejatinya menjadi tulang punggung identitas bangsa. Bahkan saat dikelola dengan baik bisa menjadi penopang perekonomian dalam bidang pariwisata. Namun demikian, tak dipungkiri culture diversity yang telah diikat oleh Bhinneka Tunggal Ika ini, justru menjadi hal paling rentan. Selalu ada saja oknum yang ingin menceraiberaikan apa yang telah padu sejak awal mula.

Potensi besar bangsa kita ini harus dijaga dan dirawat oleh semua elemen. Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), wakil pemerintah yang mengelola kegiatan usaha hulu migas, memandang perlunya melibatkan dunia usaha dan masyarakat untuk terus membangun aset terbesar negara ini. Budaya sebagai pintu masuk untuk memperkuat persatuan bangsa, melestarikan warisan leluhur, meningkatkan perekonomian masyarakat, merawat kelestarian lingkungan, dan mempertebal rasa percaya diri sebagai bangsa yang besar.

Untuk itu, SKK Migas menggandeng PT. Pertamina EP Asset 3 untuk memberdayakan masyarakat di Subang dan Indramayu dalam program Corporate Social Responsibility (CRS). Saya sendiri berkesempatan melihat langsung kegiatan pemberdayaan tersebut. Saya sebagai orang Indonesia saja baru tahu ada warisan budaya yang begitu unik dan memiliki daya jual di dua daerah tersebut. Tanpa campur tangan SKK Migas dan dunia usaha seperti Pertamina, rasanya kebudayaan kita semakin tergerus oleh pengaruh asing yang menghilangkan identitas kita sebagai bangsa yang besar.

Rumah Inspirasi Subang

Hawa panas langsung menyergap saat pintu mobil dibuka. Kulit pipi merasakan hembusan udara khas pantai utara Jawa. Kabupaten Subang yang berada di Tatar Pasundan, Jawa Barat, memang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di utara. Namun, suasana langsung berubah saat mendengar sayup dentingan gamelan.

Setelah berjalan sekitar 100 meter, beberapa anak dengan seragam merah-hijau tengah mengambil ancang-ancang. Saat kami, rombongan kaum muda penggiat sosial media, masuk ke pelataran, anak-anak tersebut langsung memberikan aksinya. Sambil membawa boneka singa yang ditandu mereka tampak profesional meliuk di tengah terik matahari.

Foto: Dokpri

Setelah selesai, berikutnya tampil tarian merak yang dibawakan 3 orang gadis muda. Entah sejak berapa jam yang lalu mereka bersiap, tetapi kostum dan make up menunjukkan totalitas mereka dalam menghargai setiap tamu yang hadir. Inilah wujud nyata budaya kita yang patut dijunjung tinggi.

Tarian yang dibawakan anak-anak SD 2 Dangdeur disebut dengan Sisingaan atau Gotong Singa, yakni salah satu seni pertunjukan rakyat khas Subang yang menggunakan media tandu. Sisingaan, yang mirip dengan Reog Ponorogo itu, menceritakan sukacita perjalanan pengawal setia raja Singa Barong dari Kerajaan Lodaya yang mengadakan perjalanan menuju Kerajaan Daha. Sedangkan Tari Merak yang dipersembahkan anak-anak SMK merupakan sebuah tarian yang telah menjadi ikon Jawa Barat.

Foto: Dokpri

Kegiatan tarian ini merupakan salah satu bentuk dari salah satu program Rumah Inspirasi Subang yang dibimbing oleh PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field, yakni Program Sanggar Inspirasi (SARI). Program ini memayungi semua kegiatan pemberdayaan berbasis budaya seperti tarian, perpustakaan, taman baca, pos bindu lansia, dan pojok inspirasi, dan Dangdeur English Club gratis dengan membawa sampah.

Sedangkan program keduanya adalah Bank Roentah Inspirasi (BROERI), yang memberi fokus pada pengolahan sampah organik dan anorganik, termasuk di dalamnya adalah bank sampah. Sampah organik dikumpulkan dan diolah menjadi biogas dan bioslurry untuk pupuk organik cair. Untuk bank sampah, dari 150 orang nasabah sekarang setelah 3 tahun Rumah Inspirasi berdiri sudah ada 3.500 orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline