Lihat ke Halaman Asli

Agung Setiawan

TERVERIFIKASI

Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Presiden Resmikan PLBN Skouw Papua

Diperbarui: 9 Mei 2017   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Kementerian PUPR

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw yang berada di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Selasa, 9 Mei 2017. 

"Pembangunan daerah perbatasan tidak boleh dilupakan karena merupakan beranda terdepan Indonesia. Oleh karenanya pembangunan daerah perbatasan Skouw harus menjadi kebanggaan Indonesia dan menciptakan kantong ekonomi baru. Ini wajib. Jangan sampai pembangunan kantor (PLBN) tidak memberikan efek apa-apa. Harus dibangun pasar modern. Tahun depan pasar tersebut harus sudah selesai. Dikerjakan siang malam dengan 3 shift. Jumlah kiosnya juga ditambah untuk penduduk Papua," kata Jokowi dalam sambutan di hadapan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Gubernur Papua Lukas Enembe, Walikota Jayapura Daniel Pahabol, Anggota Komisi V DPR RI Willem Wandik, para tokoh agama dan adat Provinsi Papua serta masyarakat.

Presiden berharap, PLBN Skouw dapat meningkatkan jumlah ekspor dari Papua ke Papua Nugini. "Harga kita bisa bersaing, baik itu sembako, garmen, elektronik. Semua barang tersebut kita punya. Bagaimana menggerakkan masyarakat disini agar bisa mendapatkan barang-barang tersebut, lalu menjualnya ke Papua Nugini."

Di samping itu, ia melanjutan, jangan sampai PLBN yang membanggakan ini malah membuat banyak arus barang selundupan. Entah barang dari Indonesia ke Papua Nugini atau sebaliknya. "Praktik penyeludupan di perbatasan dihentikan. Barang yang keluar masuk perbatasan harus barang legal dan resmi karena yang akan merasakan manfaatnya juga masyarakat," tandas Jokowi.

Sementara itu Gubernur Papua Lukas Enembe dalam laporannya, sebagaimana rilis yang diterima, mengatakan jumlah pelintas batas di Skouw tahun lalu mencapai 6 ribu orang dimana 90 persen merupakan warga PNG dengan nilai transaksi sebesar Rp 25 miliar.

Peresmian ini membuat seluruh pembangunan tahap pertama "Tujuh PLBN" atau "Seven Borders of Indonesia" telah selesai pembangunannya. PLBN Terpadu Skouw yang selesai pada tahap pertama ini difokuskan pada pengembangan zona inti seluas 10,7 Ha dengan luas total bangunan 4.761 m2. Hal itu meliputi Bangunan Utama PLBN, Bangunan Pemeriksaan Kargo Terpadu, Bangunan Utilitas, Keberangkatan dan Kedatangan (check point), Klinik, Car Wash, Gudang Sita, Jembatan Timbang, Koridor Pejalan Kaki, serta Gerbang dan Monumen Lintas Batas Negara (TASBARA). Besaran alokasi APBN untuk pembangunan PLBN Terpadu Skouw Tahap 1 adalah Rp 165,9 Milyar.

Foto Kementerian PUPR

Selanjutnya untuk mendukung kegiatan sosial-ekonomi pada kawasan PLBN Skouw, mulai dikembangkan pada Tahap Kedua (2016-2018) pengembangan Zona Sub Inti dan Pendukung PLBN seluas 12,20 hektar dengan total luas bangunan 9921 m2, yang meliputi : pasar dan area komersial (3600 m2 untuk sekurang-kurangnya 400 kios), fasilitas umum (rest area, ATM Center), fasilitas sosial (plaza dan ruang terbuka hijau), mess pegawai, dan pos TNI/POLRI.

Jumlah tenaga kerja yang terlibat berjumlah 340 orang dengan melibatkan 62 orang tenaga kerja asal Papua (18,2%) dengan rincian 5 tenaga ahli, 18 tenaga terampil dan 39 tenaga buruh).

Dalam rangka mendukung kawasan PLBN Skouw juga dikembangkan Jalan Perbatasan sepanjang kurang lebih 1100 KM dari Jayapura hingga Merauke. Hingga tahun 2016, telah tersambung 886 KM dan pada tahun 2017 akan dilanjutkan pembangunan jalan perbatasan baru. Sisa penanganan sepanjang 204 KM diharapkan dapat dituntaskan pada tahun 2019 mendatang.

Foto Kementerian PUPR

Pada kawasan perbatasan juga telah dibangun 50 unit Rumah Khusus bagi masyarakat perbatasan di Kampung Skouw, Distrik Muaratami dan revitalisasi rumah khusus sebanyak 50 unit bagi pegawai negeri sipil/ASN di Kampung Skouw Mabo, Distrik Muara Tami. Unit rumah khusus dimaksud memiliki Tipe 36 yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 ruang tamu, yang dilengkapi dengan jalan lingkungan, air bersih, sanitasi, drainase dan listrik.

Selain itu dikembangkan infrastruktur perkotaan, terutama Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 50 liter/detik antara lain untuk melayani 577 Sambungan Rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline