Lihat ke Halaman Asli

Agung Setiawan

TERVERIFIKASI

Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Menghargai Karya Anak Bangsa Melalui Koleksi Perpustakaan PU

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu koleksi Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Salah satu koleksi Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum"][/caption]

Dari banyak kementerian, sepertinya karya Kementerian Pekerjaan Umum yang paling memberikan gambaran bagaimana kemajuan sebuah kota, provinsi, bahkan negara Indonesia.

Selama 10 tahun kepemimpinan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, wajah negara kita semakin dilengkapi dengan infrastruktur yang tidak hanya memiliki nilai fungsi, tetapi juga indah dari segi arsitektur. Berguna bagi masyarakat, sekaligus memberi kebanggaan di mata negara-negara lain.

Ruang lingkup kerja Kementerian Pekerjaan Umum menyangkut Sumber Daya Air (SDA), Binamarga, Cipta Karya, Penataan Ruang. Wujud pembangunan SDA berupa waduk, Binamarga berupa jalan dan jembatan, Cipta Karya berupa permukiman layak huni, serta Penataan Ruang demi menjamin suatu daerah layak huni dan bersahabat dengan lingkungan.

Secara fisik capaian 10 tahun terakhir, di antaranya 22 waduk dan 642 embung. Capaian di bidang sumber daya air dan lingkungan ini, membuat Djoko Kirmanto menerima gelar Doktor Honoris Causa dari UGM pada tanggal 19 Maret 2014.

Selain itu juga ada Jalan Tol Cipularang (Jabar), Tol Bali Mandara (Bali), Jembatan Suramadu (Jatim), Jembatan Kelok 9 (Sumbar), Rusunawa Universitas Padjajaran (Jabar), dan Sistem Air Minum Desa Mandangin (Jatim).

Berbagai capaian di atas meninggalkan jejejak peradaban dalam sebuah perlintasan sejarah. Sebuah kota atau negara yang baik adalah yang menghadirkan sejarahnya dari waktu ke waktu secara fisik dan visual dalam wujud lingkungan dan bangunan yang menyatu dalam konteks masyarakat. Di situlah tergambar sebuah panggung kenangan, penuh dengan memori, yang akan selalu dikenang, baik oleh warga kota maupun orang yang memiliki ikatan emosi dengan kota yang bersangkutan.

Pada akhirnya, sebaran peradaban dan sejarah dikumpulkan dalam sebuah pengarsipan dalam Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum. Perpustakaan yang dipimpin oleh Sambiyo ini memberikan data serta informasi keteknikan bidang sumber daya air, jalan dan jembatan, permukiman dan perumahan, penataan ruang serta informasi umum lainnya.

Koleksi perpustakaan mencapai 67.344 publikasi yang terdiri dari artikel majalah, produk hukum, makalah/konferensi/seminar/workshop, monograf, audio visual, buku langka, dan hasil studi. Karya bersejarah tersebut terbentang hadir dari tahun 1757 sampai 2014.

Kementerian PU secara terbuka mempersilakan semua elemen masyarakat yang hendak memanfaatkan koleksi perpustakaannya. Ini merupakan wujud nyata keterbukaan informasi pada publik. "Kementerian PU selaku institusi penyelenggara negara wajib berkontribusi aktif dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang prima kepada masyarakat dalam hal penyediaan infrastruktur sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik," tutur Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Agoes Widjanarko pada suatu kesempatan.

Untuk itu, Kementerian PU memberikanfasilitas mumpuni di perpustakaan sehingga masyarakat merasa terbantu dan nyaman. Fasilitas yang disediakan:Ruang multimedia, ruang baca, tempat penyimpanan barang/loker, komputer, foto copy. Tidak hanya itu, perlahan semua perpustakaan di lingkungan PU direnovasi. Interior perpustakaan diperbarui supaya memberikan kenyamanan lebih bagi siapa saja yang datang.

Langkah Proaktif

Dalam perjalanan waktu, sepertinya personil Perpustakaan PU tidak puas dengan pelayanannya. Mereka memutuskan untuk secara proaktif mengajak masyarakat luas untuk menyadari, mengenal, dan mencintai infrastruktur Indonesia yang menjadi gambaran jejejak sejarah peradaban bangsa.

Langkah yang ditempuh tidak hanya mengundang masyarakat datang ke perpustakaan, tetapi justru mendatangi masyarakat melalui acara yang bertajuk "Pameran Foto dan Buku Langka" yang menjadi koleksi perpustakaan.

Kegiatan yang telah dilakukan sejak 2005 ini, menyasar masyarakat perkotaan yang relatif kurang menyadari sejarah dan segala capaian yang telah dilakukan anak-anak bangsa. Itulah mengapa tempat pameran yang dipilih adalah pusat perbelanjaan besar dan terkenal di Jakarta.

Tiga tahun terakhir, dilaksanakan di Pacific Place Jakarta Pusat (24-30 Oktober 2011) dan Pondok Indah Mal Jakarta Selatan (10-16 September 2012 dan 24-30 Juni 2013).

Kepala Pusat Komunikasi Publik Danis H Sumadilaga mengatakan, bahwa kegiatan ini tidak lepas dari usaha mereka mengajak masyarakat luas untuk menjadi bangsa yang besar, yakni bangsa yang mengerti, memahami dan menghargai sejarah bangsanya.

Beberapa foto dan ilustrasi yang dipamerkan adalah Illustration of a street in Batavia in the 1880s, Construction of hydroelectric powerplant on Tutang Dam 1914, dan Museum of The Royal Batavian Society for Arts and Sciences 1926 atau yang saat ini dikenal dengan Museum Gajah. Selain itu juga dipamerkan beberapa foto pembangunan infrastruktur tahun 1950-an, 1960-an, 1970-an, 1980-an, 1990-an dan saat ini.

Saat penulis mendatangi pameran pada tahun 2013, Kepala Perpustakaan PU Sambiyo mengatakan bahwa koleksi mereka hanyalah sebagian kecil dari perjalanan panjang pembangunan infrastruktur di Indonesia. Semua sejarah infrastruktur ini merefleksikan apa yang telah negara berikan.

Ini penting, karena masyarakat umum dapat menyadari bahwa pajak yang mereka bayarkan kepada negara dikembalikan lagi dalam bentuk pembangunan infrastruktur. “Infrastruktur dibangun untuk meningkatkan perekonomian, untuk kesejahteraan rakyat, untuk membangun bangsa ke depan. Dengan dibangunkan jalan, jembatan, transportasi maka arus barang dan jasa, begitu juga manusia dapat lancar,” tandas Sambiyo.

Akhirnya, kegiatan inovatif ini lebih menumbuhkan keingintahuan kita pada bidang infrastruktur, menumbuhkan kepedulian untuk turut menjaga infrastruktur yang ada dan meningkatkan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.

Jangan sampai kita menjadi salah satu pengunjung yang bertanya heran saat melihat foto Jembatan Kelok 9, "Wow, ini foto jembatan di negara mana, Ya? Indah sekali!" ungkap pengunjung tersebut. Ironis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline