Lihat ke Halaman Asli

Hana Aufa

Pelajar

Terbaik Versi kita

Diperbarui: 31 Januari 2024   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terbaik Versi kita.

Matahari bersinar terik menyinari satu bangunan besar sederhana, bunyi bel pagi anak-anak berlarian masuk kedalam kelas untuk melaksanakan doa pagi. Setelah doa mereka  semua kelas sepuluh dikumpulkan disalah satu tempat yang biasa disebut pendhopo. Ketika dikumpulkan disana mereka diarahkan oleh bapak ibu guru  untuk mendengarkan presentasi tentang Tema baru proyek mereka atau tema baru P5 ( profil penguatan pelajar Pancasila ) , untuk menyambut Lustrum sekolah mereka yang ke VII. Kelas sepuluh mendapat kesempatan untuk mengisi acara tersebut dengan penampilan versi kita masing-masing sesuai dengan pulau-pulau yang ada Indonesia yang sudah dibagi perkelas.

“Tema ini menarik,” pinta satu anak ditengah-tengah presentasi itu.

Salah satu kelas mendapatkan pulau Jawa dan Bali. Lalu mereka  semua di arahkan lagi oleh fasilitator untuk membentuk panitia inti dalam kelas untuk mempertanggungjawabkan kelas mereka sendiri. Tiap anak dalam kelas sudah mendapatkan peran mereka  dan tugas mereka masing-masing sesuai dengan yang sudah disepakati bersama oleh bapak ibu fasilitatornya  dan juga anak kelas. Sutradara dan ketua panitia  mulai menyusun konsep dan ide sesuai dengan pulau yang sudah didapati atau dipilih bapak-ibu guru. Hari berganti hari akhirnya sutradara sudah mendapatkan ide tentang bagaimana idenya buat kelas mereka. Suatu ketika sutradara mulai memberi tahu anak kelas tentang konsep penampilan mereka  bagaimana.

Saat sutradara sedang menjelaskan tentang konsep penampilan mereka, dan suasana kelas yang lagi hening mendengarkan sang sutradara presentasi didepan bersama ketua panitia dan  satu dari antara mereka tiba-tiba  bersuara..

“Aku tidak setuju dengan konsep begitu,” katanya  kepada sutradara dengan suara yang keras dan muka yang asam.

“Kenapa tidak setuju? Semua saya satukan pikiran saya dan juga ada tambahan dari teman-teman yang lain juga,” jawab sutradara menjelaskan.

“Itu tidak nyambung konsep tidak jelas, apa-apaan  seperti itu!!!” Kata Laras menjawab sutrada  kembali. 

“Maksud kamu apa!!? emang kamu ada ngapain aja dari kemarin selain rebahan merhatiin saya dan yang lain mikir konsep, ” jawab Juana bertanya

“Lah kan emang konsep gajelas, sampah!!” Kata laras lalu berdiri pergi meninggalkan kelas.

“Awas ya jangan masuk lagi, ” sahut anak yang lain dari belakang saat laras hendak keluar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline