Terbaik Versi kita.
Matahari bersinar terik menyinari satu bangunan besar sederhana, bunyi bel pagi anak-anak berlarian masuk kedalam kelas untuk melaksanakan doa pagi. Setelah doa mereka semua kelas sepuluh dikumpulkan disalah satu tempat yang biasa disebut pendhopo. Ketika dikumpulkan disana mereka diarahkan oleh bapak ibu guru untuk mendengarkan presentasi tentang Tema baru proyek mereka atau tema baru P5 ( profil penguatan pelajar Pancasila ) , untuk menyambut Lustrum sekolah mereka yang ke VII. Kelas sepuluh mendapat kesempatan untuk mengisi acara tersebut dengan penampilan versi kita masing-masing sesuai dengan pulau-pulau yang ada Indonesia yang sudah dibagi perkelas.
“Tema ini menarik,” pinta satu anak ditengah-tengah presentasi itu.
Salah satu kelas mendapatkan pulau Jawa dan Bali. Lalu mereka semua di arahkan lagi oleh fasilitator untuk membentuk panitia inti dalam kelas untuk mempertanggungjawabkan kelas mereka sendiri. Tiap anak dalam kelas sudah mendapatkan peran mereka dan tugas mereka masing-masing sesuai dengan yang sudah disepakati bersama oleh bapak ibu fasilitatornya dan juga anak kelas. Sutradara dan ketua panitia mulai menyusun konsep dan ide sesuai dengan pulau yang sudah didapati atau dipilih bapak-ibu guru. Hari berganti hari akhirnya sutradara sudah mendapatkan ide tentang bagaimana idenya buat kelas mereka. Suatu ketika sutradara mulai memberi tahu anak kelas tentang konsep penampilan mereka bagaimana.
Saat sutradara sedang menjelaskan tentang konsep penampilan mereka, dan suasana kelas yang lagi hening mendengarkan sang sutradara presentasi didepan bersama ketua panitia dan satu dari antara mereka tiba-tiba bersuara..
“Aku tidak setuju dengan konsep begitu,” katanya kepada sutradara dengan suara yang keras dan muka yang asam.
“Kenapa tidak setuju? Semua saya satukan pikiran saya dan juga ada tambahan dari teman-teman yang lain juga,” jawab sutradara menjelaskan.
“Itu tidak nyambung konsep tidak jelas, apa-apaan seperti itu!!!” Kata Laras menjawab sutrada kembali.
“Maksud kamu apa!!? emang kamu ada ngapain aja dari kemarin selain rebahan merhatiin saya dan yang lain mikir konsep, ” jawab Juana bertanya
“Lah kan emang konsep gajelas, sampah!!” Kata laras lalu berdiri pergi meninggalkan kelas.
“Awas ya jangan masuk lagi, ” sahut anak yang lain dari belakang saat laras hendak keluar.