Mohon tunggu...
Ria Hapsari Dewi
Ria Hapsari Dewi Mohon Tunggu... -

Menyukai Bau Basah Tanah pada Hujan Pertama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Linguistikmu

13 Juni 2012   11:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:02 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada bulan. Lautan surutkah? Atau ombaknya semakin meninggi? Segalanya arbitrer. Dan aku merancukan hati. Biar searah.

Artikulatifmu meremang. Akustikmu kosong. Dan aku.. Mendapati auditoris yang penuh diksi ganjil. Kau mengacaukan segala sistem bunyi.

Distorsimu ini. Salahkah kuterjemahkan? Hingga kini aku mengabur. Menjadi sosok yg tak tegas.

Segala semantik serabutan. Kacau. Tak teratur. Dan aku pun semakin tak tahu harus apa. Tak ada pembentukan makna yg stabil. Tak ada penuntun

Sekarang sekmental tak lagi sejalan dg leksikal. Dan suprasekmental menjadi raja tinggi. Sok penuh tekanan dan intonasi yang tak penting.

Menghirup sisa udara dalam bahasanku. Semoga lega. Biar bisa tenang. Biar bisa terangkai tulisan yang benar, sehingga fonetikku jujur. Lugu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun