HI!! Â teman teman pasti tau kalo kucing itu jarang di pelihara orang karena suatu alasan, dan biasanya alasan yang paling sering didengar itu kucing hewan pemalas "percuma di pelihara kalau tidak menguntungkan". Yup tipikal orang indonesia ngga jauh jauh dari itu.
Postingan gue kali ini mau berkisah tentang kucing yang  dalam hidupnya belum pernah merasakan kehangatan kasih sayang.
Setiap orang di kompleks perumahan tempat gue tinggal tau siapa itu "jelek". Â Jelek adalah kucing yang biasanya tinggal di sekitar kompleks. Dia dijuluki begitu karena fisiknya yang banyak mengalami kecacacatan.
Jelek menyukai 4 hal dalam dunia : berantem, makan, tempat sampah, dan bisa kita bilang, kasih sayang. Kombinasi dari hal hal tersebut bercampur dengan kehidupanya yang dilakukan diluar yang berpengaruh pada Si Jelek.
Pertama-tama, dia hanya punya satu mata, dan mata yang satunya telah tiada dan sekarang hanya terlihat lubang. Dia juga cuma memiliki satu telinga, kaki kirinya terlihat terluka parah dan sembuh secara alami yang membuat si Jelek terlihat ingin berbelok bila sedang berjalan. Ekornya telah lama hilang dan yang tersisa hanya sedikit. Jelek itu kucing berawarna abu-abu bergaris dengan luka yang telah menguning dan luka yang menutupi hampir seluruh bagian kepalanya.
Setiap kali seseorang melihat Jelek mereka selalu mengatakan hal yang sama. "Kucing jelek ya kaya gitu!!!".
Hampir setiap anak-anak diperingati untuk tidak menyentuhnya, anak-anak nakal biasanya melempari batu kearahnya, menyemprotnya dengan air atau menginjak cakar Jelek bila tidak meninggalkan rumah orang tersebut.
Jelek selalu bereaksi yang sama. Kalau dia disirami , dia akan bertahan disitu basah kuyup dan sampai kalian menyerah dan berhenti. Kalau dia dilempari benda, dia akan membalikan badanya ke kaki dan memohon akan pengampunan. Setiap kali dia melihat anak-anak, dia langsung mengeong dan berharap anak tersebut akan mengelusnya, berharap akan kasih sayang. Jika ada yang mengangkatnya, dia langsung sesegera mungkin menjilatin baju, mengelus dengan kepalanya, dan apapun dia lakukan untuk mencari kehangatan.
Suatu hari dia berjalan didepan tetangganya yaitu huskie. Tapi dia di respon dengan tidak baik, dan Jelek di cakar hingga terluka parah. Dari rumah ku dapat terdengar teriakanya, dan dengan cepat aku pun mencari tau dimana keberadaanya. Saat melihatnya, aku sadar bahwa Jelek tidak lama lagi berakhir hidupnya. Dia berbaring di jalan dan terlihat hidup yang menyedihkanya akan segera berakhir.
Jelek berbaring di jalan yang basah, kaki belakangnya dan badan bagian bawahnya patah hingga tak berbentuk, air matanya mengalir di bulu abu-abunya yang bergaris hitam. Di saat mengangkatnya dan membawanya kerumah aku bisa mendengar dia terengah-engah dan berusaha melawan rasa sakitnya. Gue pasti udah menyakitinya selama ini.
Lalu, di saat menggendongnya dapat gue dengar rasa kesengsaraan di hidupnya masuk melewati telinga. Aku mendekatkan dia lagi, kemudian kepalanya yang penuh luka berusaha dieluskan pada telapak tangan ku. Di saat itu dia melihat ku dengan satu mata emasnya dan dengkuranya terdengar sangat jelas. Bahkan dalam keadaan sekarat dia masih berharap akan kasih sayang, dan belas kasih.
Saat momen itu aku sadar bahwa Jelek adalah hewan yang paling indah dan penyayang. Tak pernah sekalipun dia berusaha menggigit, mencakar, atau pun berusaha menjauh. Jelek melihat dan percaya bahwa akulah yang hanya dapat meredakan rasa sakitnya.
Jelek pun mati di tangan ku dan belum sempat masuk kedalam rumah. Kemudian aku pun duduk dan berpikir bagaimana luka kecil atau kecacatan fisik dapat mengubah pandangan gue terhadap kemurnian sejati. Jelek juga mengajarkan bagaimana cara mengasihi melebihi buku-buku yang ada, perkuliahan, dan acara tv talk show. Untuk itu gue akan selalu sangat berterima kasih. Sekarang saya sadar dan waktu saya untuk belajar mecintai sungguh-sungguh, untuk memberikan seluruh kasih ke orang yang kita pedulikan.
Banyak orang ingin menjadi kaya, lebih sukses, lebih terkenal, ataupun menjadi lebih cantik lagi, tapi buat gue, gue selalu berubah untuk menjadi sepeti si "Jelek"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H