Kau adalah Anala.
Berkobar dan membara.
Menghanguskan yang bersekat.
Melekat dengan cakrawala.
Anala,
Dirimu membuat kayu menjadi arang.
Kau ditakuti banyak orang.
Tetapi, tidak denganku.
Anala,
kau sungguh menyala.
Menyuar gejolak cinta, gemuruh di dada.
Kau adalah Anala
dan aku ingin menjadi Anila.
Membawamu ke setiap penjuru arah mata angin.
Mengobarkanmu hingga ke khatulistiwa.
Aku setia, bersama.
Karena, aku membawamu,
Anala.
Di dekatmu memang panas rasanya.
Membuat kegersangan semakin menderita.
Tetapi, tidak denganku.
Aku adalah Anila, yang akan meredam panasmu.
Membawa cinta yang menghangatkan.
Karena, aku adalah Anila.
Akan selalu menyejukkan panasmu, membawa serpihan jiwa mengudara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H