Mohon tunggu...
Amoretta Nevi Nirvana
Amoretta Nevi Nirvana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswi sastra yang bermimpi menjadi penulis genre fantasi dengan mengangkat isu-isu yang diminati.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sanksi Sosial dan Apresiasi Karya dalam Kehidupan Seniman yang Tiada Habisnya

18 Mei 2023   01:35 Diperbarui: 18 Mei 2023   01:37 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak jarang kita temukan beberapa artis atau seniman dengan latar belakang yang dapat dibilang tidak terpuji, namun masih banyak yang mendukungnya dengan dalih, "people change and everyone needs a second chance".  Akan tetapi, banyak juga yang berpendapat, bahwasanya sanksi sosial harus ditegakkan agar yang bersangkutan jera dan benar-benar berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya (baik sebelum menjadi artis terkenal atau pun setelahnya).

Namun, ada juga pandangan menarik dari sekelompok orang yang mengatakan, "aku menyukai karya-karyanya, lukisan dan tulisannya, musik dan lagunya, namun aku tidak mendukung senimannya".  Apakah hal yang seperti itu benar-benar ada? Jawabannya adalah tidak.  Karena segala sesuatu yang kita lakukan untuk mengapresiasi karya seseorang adalah cara kita mendukung orang tersebut untuk terus berkarya. Kita membeli karyanya, kita membicarakan karyanya, kita memberitakan karyanya. Hal-hal semacam itu membuat seorang seniman akan makin terkenal dan mendapat untung. Dan dalam kasus ini, sanksi sosial atas kesalahan yang pernah dilakukannya tidak akan berjalan.

Seperti yang terjadi pada seorang aktris muda beberapa waktu lalu. Arawinda, pemeran utama dalam film Like & Share dikabarkan telah menjadi perusak rumah tangga. Hal tersebut dapat dibilang sebuah kesalahan fatal bagi artis yang tengah merintis karier. Banyak yang menyayangkan perbuatannya dan hal tersebut membuat film Like & Share yang dirilis pada akhir tahun 2022 tidak mendapat banyak penonton seperti yang seharusnya.

Sanksi sosial atas apa yang telah dilakukan oleh Arawinda terus banjir di media sosial. Tidak jarang, kata-kata tidak senonoh dilontarkan kepadanya. Banyak yang membencinya.

Namun banyak juga yang beranggapan bahwa film yang dibintanginya tidak layak mendapat jumlah penonton yang sedikit. Amanat yang begitu berharga tersampaikan jelas di sana. Banyak yang beranggapan seharusnya semua orang menonton film tersebut agar pesan-pesan dan petuah tentang kehidupan dapat tersalurkan secara luas. Sebaliknya, banyak pula yang menolak menonton film tersebut dikarenakan perilaku salah satu pemainnya yang jauh dari kata terpuji. Jika masih banyak yang mengapresiasi film yang dibintangi oleh seorang perusah rumah tangga orang dan memberinya benefit atas itu, maka orang tersebut tidak akan jera. Sanksi sosial tidak akan bisa berjalan dengan lancar.

Sudah seharusnya bagi para seniman atau artis yang pada akhirnya menerima dirinya menjadi terkenal dan dicintai banyak orang untuk menjauhi ketercelaan yang dapat mencoreng nama baik mereka.

Mungkin, karya-karyanya yang begitu menawan akan tetap diapresiasi sebagaimana mestinya oleh para penikmat seni. Namun, dirinya sebagai manusia tidak akan pernah diterima dan didukung sepenuhnya. Akan ada perasaan janggal dari tiap-tiap penikmat seni yang ingin mendukung seorang seniman dengan latar belakang problematik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun