Mohon tunggu...
Mahmud Budi Setiawan
Mahmud Budi Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Guru Ngaji Kampung

Pemburu Makna dalam Perjalanan Sunyi Menuju Cahaya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Raja Setengah Siuman

13 April 2015   05:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:11 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14288794471726596668

Dalam biduk sunyi

Ku ayuh sendiri

Dengan kedua tangan

Gerak-gerik sampan

Tibalah raga wadak

Di pulau tak berkehendak

Kabarnya di tanah ini

Gemah ripah loh jinawi

Kayu mati jadi hidup

Lampu mentari tak pernah redup

Katanya : “Tanah surga”

Menjadi rebutan para raja

Betapa kaget ketika

Aku masuk berjumpa

Raja setengah siuman

Dari tidur setengah nyaman

Di sampingnya ada dayang-dayang

Mengipasi dengan bayang-bayang

Ambisi yang tak pernah padam

Selama ini terpendam

Aku kasihan melihat raja

Diam tanpa suara

Ia terlihat bergerak

Namun tanggal dari kehendak

Bagaimana nasib rakyat

Tanah kaya tapi melarat

Mereka tertimpa amnesia

Akibat janji  jadi busa

Lahir terlihat mengantuk

Masalah semakin menumpuk

Ingin sekali tidur nyenyak

Kondisi semakin tak enak

Kemana harapan berlabuh

Jika raja berselingkuh

Dengan dayang-dayang ambisius

Bagai serigala rakus

Sungguh aku kasihan

Sekadar kasih hanya kelemahan

Maka aku tatap wajah langit

Sambil tertatih aku bangkit

Wahai rakyat setengah siuman

Jauhkan lambung dari dipan

Menjadi bangkit setegar gunung

Atau menjadi katak dalam tempurung?

Telah tiba sekarang

Bangun dari tidur panjang

Berjuang menuju harapan,

Atau bahagia dalam angan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun