Mohon tunggu...
Amoe Amoe
Amoe Amoe Mohon Tunggu... -

kelakar hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Dunia Gila

15 Maret 2012   05:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:01 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lantas, luka ini

Masih saja mengeluarkan darah serupa

Sakit! Benar-benar sakit!

Tak hanya untuk saat ini, tapi untuk esok,

seabad, hingga selaksa kehadiran dunia

 

Kekasihku,

Aku mencoba tertatih, membenahi setiap detak

jantungku agar dapat bertasbih

Nyeri begitu rupa tak sanggup lagi ku tahan

Ngilu di jiwa dan hati

menusuk kesadaran

 

Kekasihku,

Kemana harus ku keluhkan kenistaan dunia

Sedang setiap jengkal tanah tak lagi berhara

Pun semburat warna pelangi tak lagi utuh

hanya garis tipis pucat

melengkung patah-patah

Angin yang tadinya riuh kini meluluh

Matahari yang bersinar jingga

kian tak punya bebayang

 

Kekasihku,

Aku berpegang pada pijakan kosong,

pada ranting yang tak berderak pabila diinjak

Sedang setiap nafas yang tersengal ini

adalah sebuah pertanda

bahwa dunia sekarat oleh dusta

Puing-puing kenangan yang ku punya darimu

berserakan di atas langkah gontai

Menelusuri tepian diri yang tak pernah tahu

kemana akan pergi

 

Kekasihku,

Betapa sulit memaksa diri

Sampai batas ini,

tetap saja sama

Aku tak percaya cinta

di dunia yang gila

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun