Kita pun lantas memerangkap diri dalam jeda
Sebab percakapan bersilangan dengan liuk angin
Dan hujan yang bikin cuaca bersisik hawa gigil
Cahaya lampion telah berhentakan pada wajah senja
Sedang matamu yang menampung lembab musim
Makin tegas tempiaskan rindu kian tak menentu
Dari keretapnya aku tahu. Sebab kita telah bersama
Lampaui detak panjang hitungan waktu
Segelas orange juice belum kau sentuh. Jemarimu
Masih mengaduk-aduk saus tomat dengan irisan kentang
Seperti rasa gamang porandakan seluruh perasaan
Juga hari depan. Kau terus saja ulurkan sunyi yang sama
Sambil memindai raut luka yang berkelindan di sela udara
Sementara aku menjuntaikan asap ke dalam mug kopi
Mendingin dengan ingatan terpasung
Pada lereng-lereng masa silam: pertemuan
Dan lempengan kisah memabukan
“Pulang,” cetusmu, “Kiranya kita mesti uapkan setiap mimpi”
Begitulah, aku pun harus mengasuhkan segala rencana
Pada sembilu. Segelas orange juicediarsir sia-sia: membeku
Seperti juga harap dan penantian ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!