Mohon tunggu...
Amni Syazwani Deu
Amni Syazwani Deu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa sosiologi UIN Sunan Kalijaga

saya seorang mahasiswa sosiologi aktif UIN sunan kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Self Reward Berkedok Healing Menurut Kacamata Jean Baudrillad

16 Desember 2022   07:27 Diperbarui: 16 Desember 2022   07:52 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jean Baudrillard seorang sosiolog kelahiran Reims, 20 Juni 1929 disebuah kota kecil di Paris. Lahir dari keluarga yang berprofesi sebagai petani tak menurukan semangatnya untuk mencicipi dunia pendidikan Baudrillard menempuh Pendidikan bahasa Jerman di Universitas Sorbonne dan pada tahun 1958-1966 mengajarkan ilmu bahasa Jerman di Lycee. Baudrillard menyelesaikan gelar Ph.D pada tahun 1966 dan menjadi Asisten Professor di tahun 1972. Setelah menyelesaikan habilitasi yang berjudul "L'Autre par luimee" dia mulai mengajar di Universite de Parsis-X Nanterre sebagai professor sosiologi. Dalam karirnya, pemikiran Jean Baudrillard dipengaruhi oleh Kalr Max akan krtitiknya pada masyarakat konsumeris.

Melalui bukunya "The Consumer Society (Myths and Structure)" Jean Baudrillard mengatakan bahwa sifat konsumsi diatur oleh sebuah pemikiran magis yaitu sebuah mentalitas primitif yang selama ini definisinya didasarkan pada kepercayaan akan kemahakuasaan pikiran. Baudrillard berpendapat bahwa apa yang dikonsumsi oleh masyarakat konsumeris bukanlah kegunaan dari suatu produk melainkan citra atau pesan yang disampaikan dari suatu produk. Bagi Baudrillard, sebuah objek tidak hanya memiliki use value dan exchange value, tetapi juga memiliki symbolic value dan sign value. 

Jean Baudrillard mencoba menganalisis masyarakat konsumeris dalam relasinya dengan sistem tanda. Baginya saat ini, tenda menjadi elemen penting karena tindakan konsumsi sudah tidak lagi berlandaskan pada nilai guna suatu barang atau jasa melainkan kepada tanda dan simbol yang melekat pada barang atau jasa. Adanya penyalahgunaan arti dari konsumsi itu sendiri justru berdampak kepada meningkatnya sifat konsumtif yang dapat dilakukan secara terus menerus dan pada akhirnya bermuara pada pemborosan.

Teori ini sesuai dengan bagaimana masyarakat mengartikan istilah "Self reward" yang dulunya istilah tersebut digunakan untuk mengapresiasi diri mereka setelah memenangkan kejuaraan atau sebagainya dengan cara-cara yang sederhana seperti makan diluar untuk mereka yang selalu memasak, liburan ketika selesai ujian semester dan lain sebagainya. sekarang istilah "self reward"  yang berkedok "healing" justru beralih menjadi berbelanja sesuatu yang mahal dengan dalih "sekali-kali" namun dilakukan secara terus menerus.

Dengan adanya kemajuan teknologi serta arus globalisasi yang tidak dapat dibendung justru mendukung akan sifat konsumsi yang berlebihan. Banyak aplikasi-aplikasi belanja online yang beredar denganalasan memudahkan pembeli justru menjadi bumerang untuk mereka yang tidak sadar akan kebutuhannya dan menjadikan individu yang boros.

Jean Baudrillard menjelaskan bahwa fenomena pada masyarakat dengan pola konsumsinya mengistilahkan kata "kelimpahruahan" sebagai simbol peningkatan konsumsi yang luar biasa oleh masyarakat.

Bakti, I. S dkk. (Desember 2019). Konsumerisme dalam Perspektif Jean Baudrillard. Jurnal Sosiologi USK Volume 13, 146-165.

Adi Susanto, W. M. (2020). BIOGRAFI TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI Klasik sampai Postmodern.

Jurnal dengan judul "Teori Jean Baudrillard : Contoh Masyarakat Konsumtif Era Digital"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun