Karanganyar, 29 Juli 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro berhasil memberikan angin segar bagi salah satu UMKM yang terletak di Desa Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar yakni Agung Batik, sebuah usaha batik tulis lokal yang telah berdiri sejak 2015 namun masih mengalami berbagai tantangan dalam pengelolaan keuangan dan permodalan. Melalui program pemberdayaan berbasis aplikasi SiApik, mahasiswa KKN membantu pemilik usaha untuk meningkatkan pengelolaan keuangan mereka, sehingga dapat mengembangkan usaha secara lebih berkelanjutan.
Program ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan UMKM Agung Batik akan sistem pencatatan keuangan yang lebih efektif. Melalui modul edukasi yang ditulis secara sederhana dan ramah pemula, mahasiswa KKN mengajarkan pemilik usaha terkait pentingnya perencanaan dan pengelolaan keuangan bagi UMKM.
Selain itu, mahasiswa kkn juga memperkenalkan salah satu aplikasi pencatatan keuangan gratis, aman, dan efektif yang dirancang khusus oleh Bank Indonesia untuk membantu UMKM, yakni aplikasi SIAPIK. Melalui pelatihan yang intensif, pemilik usaha juga diajarkan terkait fitur-fitur dari Aplikasi SIAPIK, mulai dari pencatatan pemasukan dan pengeluaran, pembuatan laporan keuangan sederhana, perencanaan anggaran produksi, hingga pengaturan target keuangan jangka pendek dan panjang.
Mahasiswa KKN mengungkapkan bahwa aplikasi SIAPIK dipilih karena keamanan dan kemudahannya dalam digunakan oleh pengusaha dengan pengetahuan teknologi dan akuntansi yang terbatas. "Saya melihat bahwa Agung Batik memiliki potensi besar untuk berkembang, namun salah satu kendala utama mereka adalah pengelolaan keuangan yang belum terstruktur. Melalui aplikasi ini, saya berharap mereka bisa lebih mudah memantau pemasukan dan pengeluaran sehingga perencanaan bisnis menjadi lebih terarah," ujar Zahra, mahasiswa perancang program.
Pemilik UMKM Agung Batik, Bapak Agung, menyambut baik pelatihan ini. Menurutnya, selama ini ia hanya mencatat pengeluaran dan pemasukan secara manual tanpa melakukan analisis lebih lanjut, sehingga sering kali mengalami kesulitan dalam menentukan harga jual yang tepat dan memantau keuntungan usaha.
Program KKN ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam memberdayakan UMKM melalui teknologi dan edukasi keuangan, sehingga mereka dapat berkembang lebih cepat dan berkelanjutan di era digital ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H