Melejitnya Infustri Perfilman Korea Selatan
Sebelum tahun 2000-an, budaya Korea Selatan kurang dikenal, terutama karena sejarah kolonisasi Jepang dan perang Korea. Namun, setelah reformasi demokrasi pada 1987, Korea Selatan berkembang pesat menjadi kekuatan ekonomi global. Budaya Korea mulai dikenal lebih luas pada awal 2000-an, dengan film dan serial Korea menjadi bagian penting industri hiburan dunia. Drama Korea populer dari AS hingga Afrika, dan fenomena "Hallyu" menyebar cepat, terutama setelah film Parasite memenangkan Oscar. Dunia perfilman Korea kini disebut "Hallyuwood," bersanding dengan Bollywood dari India.Â
Studio-studio besar Amerika telah membuka cabang di Korea Selatan yang bertujuan untuk memproduksi film kolaboratif, dan sekuel film Korea dari AS semakin populer. Platform streaming seperti Netflix dan Disney+ bersaing untuk menguasai pasar film Korea. Pada tahun 2023, Netflix berharap melanjutkan kesuksesan Squid Game dengan lebih banyak produksi Korea, termasuk Past Lives, yang akan tayang di Festival Film Berlin, Berlinale 2023.
Penghargaan yang Di Raih
Setiap tahun, Academy of Motion Picture Arts and Sciences mengundang setiap negara untuk mengirimkan film terbaik mereka guna bersaing dalam kategori Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik. Film-film tersebut ditinjau oleh Komite Penghargaan Film Berbahasa Asing, yang kemudian melakukan pemungutan suara rahasia untuk menentukan lima nominasi final. Korea Selatan telah aktif berpartisipasi dalam kategori ini sejak lama, dan daftar film yang mereka kirimkan terus bertambah.
Pada 2010, film Poetry karya Lee Chang-dong meraih perhatian internasional dengan mendapatkan rating sempurna di Rotten Tomatoes. Film ini mengukuhkan reputasi Korea Selatan di panggung film internasional. Satu dekade kemudian, pada 2020, Parasite karya Bong Joon-ho membuat sejarah dengan memenangkan Academy Award untuk Film Internasional Terbaik. Parasite tidak hanya itu, tetapi juga menjadi film Asia pertama yang meraih penghargaan tertinggi di Academy Award sebagai Film Terbaik, memecahkan rekor global.
Di Festival Film Cannes 2022, film Korea Decision to Leave karya Park Chan-wook juga meraih prestasi dengan memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik. Sutradara Korea Selatan terkenal karena keberaniannya dalam bereksperimen, seperti Park Chan-wook dalam Oldboy, yang menampilkan adegan ikonik di mana protagonis memakan gurita hidup, menegaskan reputasi Korea Selatan sebagai pionir dalam film-film yang mengeksplorasi tema dan teknik sinematik yang mendalam dan inovatif.
Industri perfilman Korea terus menunjukkan bahwa ia mampu bersaing di kancah internasional, dengan berbagai film yang diakui tidak hanya di ajang penghargaan, tetapi juga di hati penonton global.
Masih Belum banyak Sutradara Perempuan
Industri film Korea Selatan kini mendominasi layar lebar dan platform streaming di seluruh dunia. Para aktornya menjadi bintang besar, dan kota seperti Jeonju, yang dikenal dengan festival film internasionalnya, menghiasi ruang publik dengan patung-patung yang menghormati sineas dan bintang film sepanjang tahun.
Meski terus berkembang, dunia perfilman Korea masih didominasi oleh laki-laki, meskipun belakangan ini sutradara dan produser perempuan mulai muncul. Pada Festival Film Busan 2019, 27% film Korea disutradarai oleh perempuan, peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Film dan drama Korea kini telah menjadi arus utama di panggung global. Namun, pertanyaannya tetap: apakah Hallyuwood akan terus bertahan dan berinovasi? Dengan dukungan dana besar dan cerita yang kaya, masa depan perfilman Korea tampak cerah, tetapi tetap memerlukan inovasi dan dinamika untuk berkembang lebih jauh.