Taksonomi Bloom merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam tingkat-tingkat kognitif, mulai dari yang paling dasar hingga yang paling kompleks. Dalam konteks pembelajaran mendalam atau deep learning, Taksonomi Bloom membantu kita merancang aktivitas pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada penghafalan, tetapi juga mendorong pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan bahkan penciptaan. Mari kita jelajahi setiap tingkatan dalam konteks deep learning. Jelajah ini semoga memberikan semangat bagi pendidik untuk terus menyesuaikan pembelajaran di kelas.
Baik. Kita jelajahi tingkat pertama, mengingat (Remember). Pada tingkatan ini, siswa diajak untuk menguasai informasi dasar yang diperlukan untuk memahami konsep-konsep dalam deep learning. Aktivitas seperti membuat flashcards atau mengikuti kuis singkat dapat membantu siswa mengingat konsep-konsep ini dengan lebih baik. Tahapan ini memang belum mengarah ke pembelajaran mendalam, tetapi ini adalah langkah awal yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
Setelah mengingat, siswa menjelajah ke tingkat dua, memahami (Understand). Di sini, siswa tidak hanya sekadar menghafal, tetapi juga mampu menjelaskan konsep-konsep tersebut dengan kata-kata sendiri. Misalnya, siswa dapat menjelaskan bagaimana proses observasi dilakukan atau apa perbedaan antara teks narasi dan eksposisi. Diskusi kelompok atau membuat diagram visual seperti mind map dapat menjadi cara efektif untuk membantu siswa mencapai tingkat pemahaman ini.
Penjelajahan kita lanjutkan ke menerapkan (Apply). Ini tingkatan ketiga. Pada tingkatan ini, siswa mulai menggunakan pengetahuan mereka dalam situasi nyata. Dalam konteks deep learning, mata pelajaran matematika misalnya, siswa dapat menerapkan algoritma yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah sederhana, seperti mengklasifikasikan gambar atau memprediksi data. Dalam bahasa Indonesia, siswa bisa bernegosiasi dengan baik jika ada hal yang ingin dinegosiasikan mengenai kelas atau pembelajaran.
Pada tangga keempat, ada tahapan menganalisis (Analyze), siswa diajak untuk memecah informasi menjadi bagian-bagian kecil dan memahami hubungan antar bagian tersebut. Dalam deep learning, ini bisa berarti menganalisis bahasa dalam kaitan dengan ilmu lain atau konteks penggunaan pada sebuah budaya. Aktivitas lain, misalnya siswa menganalisis hasil observasi dan membuat laporan sebagai upaya pendidik membantu siswa mengembangkan kemampuan analisis mereka.
Tingkat kelima adalah mengevaluasi (Evaluate). Tahapan ini siswa belajar menilai atau membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Dalam konteks deep learning, ini bisa berarti mengevaluasi kelebihan dan kekurangan model yang telah dibuat, atau menilai apakah model tersebut sudah siap digunakan dalam produksi. Presentasi tentang hasil evaluasi model atau memberikan umpan balik terhadap model yang dibuat oleh teman dapat menjadi aktivitas yang efektif untuk tingkat ini. Tahapan ini semakin kompleks, ya, Bapak/Ibu. Jika di sekolah kita masih agak berat, tidak apa-apa.
Terakhir, pada tingkat mencipta (Create), siswa diajak untuk menggabungkan elemen-elemen yang telah dipelajari untuk menciptakan sesuatu yang baru atau orisinal. Dalam deep learning, ini bisa berarti merancang sebuah gerakan sosialisasi solutif dari sebuh pembelajaran menjadi pilihan. Dalam pelajaran sains, mungkin saja mereka mencipta sesuatu yang baru dari proses pembelajaran yang dilakukan. Pada praktik yang lain, siswa diajak membuat proyek akhir yang mengharuskan mereka membuat model dari awal atau kompetisi kecil untuk menciptakan solusi terbaik dari sebuah kasus.
Dalam pembelajaran mendalam, Taksonomi Bloom membantu siswa berkembang dari tingkat dasar, seperti mengingat dan memahami, ke tingkat yang lebih tinggi; menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dengan mengintegrasikan Taksonomi Bloom dalam pembelajaran deep learning, kita tidak hanya membantu siswa menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan pemikir kritis yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Semoga kita, para pendidik, terus bersemangat untuk mengupayakan setiap tingkatan ini. Ingat, keluhan tidak menyelesaikan masalah. Cukuplah berupaya sesuai kemampuan dan situasi peserta didik dan sekolah kita masing-masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI