Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gaji Guru Naik: Saatnya Menyeruput Kopi Profesionalisme

2 Desember 2024   12:25 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:51 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan Anda sedang duduk di sebuah kafe favorit, menyeruput kopi hangat sambil menikmati layanan yang ramah dan profesional. Barista tersenyum hangat, mempersiapkan pesanan Anda dengan penuh perhatian, memastikan setiap detail sesuai keinginan. Di meja ada Koran terbitan teranyar dengan judul berita di halaman utama "Presiden RI Naikkan gaju Guru". Di sampingnya, sepiring pisang goreng dengan toping coklat dan keju siap untuk dilahap. Anda, jika seorang guru, memilih gorengan atau membaca koran terlebih dahulu. Pilihan ketiga, mendaras baris demi baris, sesekali menggigit pisang gorengnya. Ini sekadar gambaran layanan profesional yang membuat pelanggan puas dan ingin kembali mengunjungi kafe tersebut di saban waktu. Sebagai guru, kenaikan gaji yang diumumkan pemerintah adalah momen tepat untuk "menyegarkan" layanan profesionalisme kita. Berbahagia dan bangga itu sesuatu yang wajar walau kita semua belum tahu teknisnya seperti apa. Tafsiran mengenai kenaikan gaji guru ini masih berseliweran dan simpang siur di media sosial. Penerapannya pun masih direncanakan pada tahun 2025, bukan? Akan tetapi, sebagai guru, mendengar berita kenaikan gaji sudah cukup membuat sumringah. Baik kita kembali ke kafe dan guru. Seperti barista yang terus meningkatkan keahliannya, guru pun perlu fokus pada tiga "menu utama" kompetensi profesional. Saya fokuskan ke tiga saja terlebih dahulu, walau masih ada indikator lain pada kompetensi profesional ini. Semoga tiga bagian ini menjadi amunisi bagi kita sebelum rekening terisi jauh lebih gemuk di tahun 2025. Semoga!

1. Mari Menguasai Materi dengan Rasa "Spesial"

Layaknya barista yang memahami setiap biji kopi hingga metode penyeduhan terbaik, guru harus mendalami bidang keilmuannya. Bukan sekadar menguasai, tetapi benar-benar memahami bagaimana menyampaikan materi dengan relevan dan menarik. Dengan kenaikan gaji, saatnya investasi pada pengembangan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan, membaca jurnal pendidikan terbaru, hingga memperluas wawasan melalui komunitas guru yang sekarang juga semkain menjamur. Ketika guru tampil percaya diri dan terampil di kelas, siswa pun akan menikmati "rasa" pembelajaran yang kaya dan mendalam. Jangan sampai guru hanya sibuk mengalkulasi pemasukan baru yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi dan abai terhadap peningkatan kompetensi.

2. Menyajikan Pembelajaran yang Inovatif dan Personal

Bayangkan jika kafe menyajikan menu kopi yang itu-itu saja tanpa inovasi. Pelanggan akan bosan. Dan ini tidak terjadi pada kafe modern sekarang. Kita melihat konsep-konsep sajian menu mereka semakin beragam dan inovatif. Begitu pula yang seharusnya terjadi dengan pembelajaran. Guru profesional harus mampu menghadirkan suasana belajar yang kreatif, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan siswa. Cobalah menerapkan pendekatan baru sesuai konsep deep learning seperti blended learning, permainan edukatif, atau diskusi tematik yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran harus kontekstual dan berbasis proyek. Dengan kenaikan gaji, manfaatkan teknologi seperti aplikasi pembelajaran atau media digital untuk menciptakan pengalaman belajar yang "customized," seolah kopi favorit yang diracik khusus untuk setiap siswa.

3. Meningkatkan Pelayanan Ramah dan Reflektif

Pelayanan di kafe bukan hanya tentang kopi, tetapi juga tentang bagaimana pelanggan merasa dihargai. Penikmat kopi saat ini tidak sekadar ingin merasakan aroma kopi, tetapi lebih dari itu mereka butuh pengalaman di setiap tongkrongan mereka. Guru yang profesional harus menunjukkan sikap ramah, mendukung, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Lebih dari itu, penting untuk merefleksikan apa yang telah dilakukan. Apa yang bisa ditingkatkan? Apa yang menjadi kebutuhan siswa yang belum terpenuhi? Gunakan kenaikan gaji ini untuk mendukung pengembangan hubungan baik, seperti dengan mengikuti lokakarya pengelolaan emosi, mentoring, atau pelatihan komunikasi yang penuh makna. Dengan begitu, diharapkan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan siswa merasa dihargai selama proses pembelajaran.

Seperti secangkir kopi yang diracik dengan cinta, kualitas layanan profesional guru menciptakan pengalaman belajar yang berkesan. Kenaikan gaji bukan sekadar tambahan materi, tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan dedikasi kita pada pendidikan. Dengan menguasai materi, menyajikan inovasi, dan meningkatkan pelayanan, kita bisa menjadi guru yang profesional, sekaligus menginspirasi siswa untuk "menyeruput" ilmu dengan semangat.

Selamat menanti realisasi kenaikan gaji. Mari niatkan pengembangan dan peningkatan kompetensi kita dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun