Guru tidak sekadar profesi untuk kehidupan. Jauh dari itu, seorang guru menjadi keping-keping perkembangan sebuah bangsa, terutama di bidang SDM. Lalu, apakah kita sudah menjadi guru yang siap mengambil bagian keping kehidupan tersebut? Hari ini, kita semua euforia. Â Merayakan Hari Guru yang diperingati setiap tanggal 25 November. Ada sekolah yang mengadakan lomba khusus guru, ada juga komunitas atau lembaga yang melakukan webinar berseri selama bulan November, hingga acara tukar kado sesama guru di sekolah. Sambil bergembira, izinkan saya mengingatkan diri dan seluruh rekan di penjuru negeri agar Hari Guru ini dijadikan pula momen refleksi atas kinerja kita selama ini. Berikut saya tuliskan 10 sikap yang harus dimiliki seorang guru. Kesepuluh sikap ini telah didiskusikan bersama, pekan lalu, saat saya mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan (Dr. Salam, M.Pd) di Pascasarjana UNM. Baiklah, mari kita urai secara singkat.
1. Inisiatif
Guru yang memiliki inisiatif mampu mengambil tindakan atau ide baru tanpa menunggu perintah. Kreativitas dan keaktifan dalam menyelesaikan masalah atau menciptakan peluang pembelajaran merupakan cerminan sikap ini. Inisiatif membantu guru berperan sebagai inovator dalam proses belajar mengajar dan sebagai inspirasi bagi siswa. Siswa akan selalu menanti lanjutan kata-kata yang kita sampaikan dalam ruang pembelajaran.
2. Tepat Waktu
Menjaga ketepatan waktu adalah bentuk disiplin dan penghargaan terhadap siswa, kolega, dan profesi. Sesuai hasil penelitian, kita guru di Indonesia masih belum konsisten tepat waktu. Keterlambatan masuk kelas, cepat keluar, melakukan aktivitas di kelas yang sekadar membuang waktu adalah contoh aktivitas yang tidak layak dilanjutkan. Guru yang tepat waktu menunjukkan tanggung jawab serta memberikan contoh positif kepada siswa. Ketepatan waktu juga mencerminkan kemampuan mengatur waktu.
3. Senang Melayani dan Memberi
Guru dengan sikap melayani dan memberi memprioritaskan kebutuhan siswa dan komunitas sekolah. Mereka selalu siap membantu, berbagi ilmu, serta menciptakan lingkungan yang inklusif dan suportif. Sikap ini menunjukkan empati yang tinggi dan dedikasi terhadap pendidikan. Profesi guru bukan selalu berbicara finansial. Ada keihlasan dalam iringan kerjanya. Layanilah peserta didik dengan baik. Terkadang ada peserta didik yang dating sekadar bermodalkan kesehatan. Selain itu, semuanya digantungkan pada sang guru.
4. Selalu Membuka Diri
Sikap terbuka memungkinkan guru menerima masukan, kritik, dan ide baru. Hal ini penting untuk pengembangan diri dan peningkatan kualitas mengajar. Pame bahwa guru manusia setengah dewa harus dihilangkan saat ini. Kita hanya sekadar salah satu sumber belajar yang juga harus terus belajar. Semua murid semua guru. Istilah ini lebih tepat disematkan atas diri kita di zaman digital ini. Guru yang membuka diri juga menciptakan komunikasi yang sehat dengan siswa dan kolega, sehingga terbentuk hubungan yang harmonis.
5. Senang Bekerjasama dan Membina Hubungan Baik