Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidik, Lakukan Asesmen Diagnostik di Awal Pembelajaran, Ya!

21 Juli 2022   14:19 Diperbarui: 21 Juli 2022   15:26 2307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar video aktivitas asesmen. Video dapat dilihat pada pranala bagian akhir tulisan. (Dokpri)

Setelah peserta didik mengalami proses tersebut di atas, 4 orang perwakilan saya ajak ke depan kelas. Dari empat orang tersebut, 1 orang yang seluruh kotaknya ful dengan tanda tangan, 1 orang lagi masih kosong 5, 1 orang berikutnya kosong  4, dan yang terakhir masih kosong 3.

Saya mengambil kertas tersebut. Membaca pertanyaan/pernyataan salah satu kolom lalu menanyakan siapa yang bertanda tangan pada kolom tersebut. 

Aneh, di antara 4 orang, hanya satu yang mampu mengingat dan menunjuk temannya yang bertanda tangan. Yang lain tidak tahu, tidak jelas siapa.

Setelah proses itu saya berefleksi, meminta umpan balik dengan pertanyaan. Cukup dua pertanyaan sederhana sebelum saya menyampaikan umpan balik.

  • Bagaimana perasaan Anda saat aktivitas mengisi tanda tangan ini dilakukan?. Pertanyaan pertama dijawab beragam. Ada yang panik, terburu-buru, biasa saja, bahagia, jengkel, dan beberapa jawaban lain. Kawan pendidik, jangan lupa petakan dan pastikan anda tahu siapa di antara peserta didik yang memberikan jawaban. Ada juga yang tidak bisa mengisi tanda tangan karena kolomnya salah. Kolomnya terlalu sempit sehingga tidak ada ruang untuk bertanda tangan. Padahal, penjelasan itu saya sudah sampaikan di awal. Ada juga yang berusaha keluar ruangan untuk meminta tanda tangan kawannya yang berada di luar ruang. Saya sebagai pendidik pasti menghentikannya di pintu. Ha..ha...
  • Apa yang Ananda dapatkan dari proses ini? Ini pertanyaan kunci. Mereka lama berpikir sebelum menjawab. Ada yang ragu menjawab, ada yang malu-malu angkat tangan, ada juga yang berbicara, tetapi tidak jelas. Saya berhenti sejenak. Menatap mereka satu demi satu. Menghela napas. Lalu tersenyum.

        Berikut jawaban refleksi peserta didik:

  • Dari aktivitas ini, kita paham bahwa karakter di kelas ini berbeda. Ada yang serius mencari jawaban, ada yang terburu-buru, ada yang kurang fokus, bahkan ada yang marah ketika tidak menemukan jawaban pada teman yang ditanya.
  • Dari aktivitas ini kita belajar, kemampuan memahami berbeda-beda. Dengan penjelasan yang sama dari pendidik, penafsiran peserta didik dalam membuat tabel berbeda-beda. Ada yang rapi dan jelas, ada yang membuat garis lurus dan ada yang bengkok, ada yang kotaknya terlalu kecil sehingga tidak bisa menampung tanda tangan.
  • Dari aktivitas ini kita belajar, betapa tujuan itu menjadi penting. Tujuannya adalah bagaimana 25 kolom itu menjadi penuh tanda tangan sesuai dengan waktu yang dialokasikan.
  • Dari aktivitas ini kita belajar bahwa tujuan itu memang penting, tetapi jangan pernah melupakan proses untuk mencapai tujuan. Bayangkan, ada peserta didik yang berhasil mendapatkan 25 tanda tangan. Memenuhi semua kolom yang telah dibuat. Akan tetapi, mereka tidak tahu siapa yang bertanda tangan. Begitupun dengan yang bertanda tangan, mereka tidak tahun di kertas siapa dia bertanda tangan.
  • Dari aktivitas ini, kita akan paham bahwa materi/konten  bukan tujuan, tetapi apa manfaat dari materi tersebut.
  • Masih banyak persepsi dan pendapat peserta didik, tetapi cukup ini yang saya tuliskan, Kawan, ya!.

Refleksi untuk pendidik

Kawan pendidik, jangan lupa, kurikulum merdeka masih memberikan pilihan bagi kita. Mandiri belajar, mandiri berbagi, atau mau mandiri berubah. Pilihan ini bukan juga muluk-muluk. 

Pihak sekolah harus mengisi instrumen sebelum ditentukan posisi mana sekolah tersebut diperbolehkan untuk menerapkan kurikulum merdeka. Akan tetapi, bagi kita sebagai pendidik, penyesuaian kurikulum adalah hal yang harus kita ikuti. 

Kita harus terus belajar dan berubah sesuai dengan zaman sehingga pelayanan terhadap peserta didik bisa kita maksimalkan.  Platform Merdeka Mengajar telah diluncurkan. Semua pendidik bebas berselancar di sana dengan akun belajar id. 

Kita bisa mengikuti webinar, bisa belajar mandiri, membaca dan mengunduh modul, serta aktivitas lain yang telah disediakan di platform tersebut. Apakah Anda belum install? Iya, Anda, yang sedang membaca tulisan ini. He..he.. jika belum, sialakn segera berkunjung ke playstore dan ketik merdeka mengajar.

  • Kurikulum apapun yang diterapkan di sekolah, mari mencoba melakukan asesmen di awal pembelajaran. Asesmen ini sebagai langkah mendiagnosis peserta didik.
  • Pendidik dapat memahami pemahaman awal peserta didik sehingga mampu menentukan materi seperti apa yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dari hal ini juga, pendidik mampu melakukan personalisasi dalam pembelajaran
  • Peserta didik harus tahu terlebih dahulu apa tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Hal ini mampu membantu pendidik selalu mengingatkan dan selalu mengarah pada tujuan yang ingin dicapai.
  • Pendidik dapat memahami gaya belajar peserta didik. Dari sini, pendidik akan melakukan pelayanan sesuai dengan gaya belajar peserta didiknya.
  • Pendidik pun mampu berefleksi sesuai dengan hasil asesmen. Misalnya, peserta didik butuh dilayani dengan gaya belajar seperti ini...jika pendidik belum memahami cara melayani dengan gaya tersebut, berarti harus mengembangkan diri..kan.
  • Pendidik mampu memahami latar belakang peserta didik sehingga bisa mengambil tindakan yang tepat ketika ada hal yang harus dilakukan.

Video pelaksanaan asesmen dapat ditonton di https://www.facebook.com/1603494436/videos/763616978244186/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun