Hari Buku Nasional selalu diperingati setiap tanggal 17 Mei. Hari tersebut sekaligus momentum berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Perpustakkan Nasional RI didirikan di Indonesia pada tanggal 17 Mei 1980. Hari Buku Nasional (Harbuknas) diperingati sejak tahun 2002.
Harbuknas diperingati dengan tujuan utama meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia. Hal ini dilakukan, mengingat minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Jika kita menilik survei yang dilakukan oleh UNESCO pada tahun 2011, ternyata dari 1.000 penduduk di Indonesia, hanya 1 orang yang memiliki keinginan untuk membaca buku. Pun jika kita melihat hasil PISA, kemampuan literasi Indonesia selalu berada pada 10 urutan terbawah.
Saat ini, kita boleh sedikit berbangga. Gerakan-gerakan literasi terus digalakkan. Komunitas literasi atau komunitas baca semakin bertumbuh di mana-mana. Ada harapan peningkatan kecintaan buku/membaca dalam masyarakat kita.
Dunia digital pun telah bertransformasi dengan cepat dalam dunia perbukuan kita. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki layanan perpustakaan digital online. Penerbit-penerbit buku menyiapkan buku terbitan mereka dalam versi digital. Buku-buku pelajaran di sekolah pun, selain disediakan dalam bentuk fisik, juga disebarkan dalam jaringan (daring).Â
Semua ini sebagai upaya meningkatkan minat baca masyarakat kita. Â Akan tetapi, ternyata masyarakat kita masih begitu mencintai buku dalam bentuk fisik. "Setidaknya saat ini, dan dalam jangka waktu pendek, buku fisik akan masih diminati," kata Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia, Rosdiati Rozalina, Rabu (13/5). Lalu apa penyebabnya sehingga kita, atau mungkin hanya saya, begitu mencintai buku dalam bentuk fisik. Ada beberapa hal kira-kira;
Ikatan emosional
Begitu banyak orang yang suka membaca dan juga terhibur dengan kertas dan bau buku tersebut. Bau buku, apalagi buku baru, terasa khas saat dicium. Mereka juga sangat suka ketika mendengar suara  kertas pada saat buku fisik dibuka.
Rasa kepemilikian
Buku merupakan produk spesial. Pun spesial bagi pemiliknya. Mereka merasa enak ketika memiliki sebuah buku dalam bentuk fisik. Seluruh indra berfungsi pada buku fisik. Tangan dengan lembut meraba dan membolak-balik buku yang sedang dibaca.Â
Jika saya tanya teman-teman, kalau harus memiliki buku dengan cara membeli, maka pilihan mereka lebih suka membeli buku fisik. Buku digital mereka baca jika diberikan secara gratis.Â