Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dibutuhkan Tiga Ketahanan Selama PSBB

28 April 2020   10:11 Diperbarui: 28 April 2020   10:16 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: jenniexue.com

Hingga kini, Covid-19 terus menginfeksi penguasa bumi. Berdasarkan data terbaru, sudah lebih dari 2, 9 juta penduduk bumi yang dinyatakan terinfeksi virus ini dengan jumlah kematian  sekitar 203.307 orang. Data ini terus berubah dalam setiap jam dengan penambahan yang berbeda-beda di setiap negara.

China yang menjadi wilayah awal kemunculan dan penyebaran pandemik ini dianggap telah berhasil melewatinya dengan cukup baik. Hal ini ditandai dengan jumlah penduduk mereka yang terbayak di dunia, akan tetapi kematian akibad Covid-19 di negara tersebut hanya mencapai kisaran 3.869 orang. Coba kita bandingkan dengan negara Adikuasa, Amerika Serikat. Saat ini, negara tersebut menjadi negara nomor satu dalam hal jumlah terinfeksi dan jumlah kematian. Jumlah terinfeksi yang dinyakan positif di negara tersebut hingga kini telah mencapai hampir 1 juta orang dengan jumlah kasus kematian sebanyak 54.265 jiwa.

Bagaimana dengan negara kita? Perkembangan penyebaran Covid-19 di Indonesia juga terus mengalami peningkatan. Hingga tulisan ini saya akhiri, data korban terkonfirmasi sebanyak 9.096 orang, bertambah 214 kasus dibanding hari sebelumnya. Dari data tersebut, sebanyak 765 orang meninggal dengan jumlah kesembuhan 1.151 orang.

Upaya Pencegahan

Negara-negara di dunia telah menerapkan berbagai macam cara untuk mengurangi penyebaran virus yang hingga kini belum ditemukan obatnya. Banyak negara yang memilih karantina wilayah (lockdown). Penerapan karantina total ini pun berbeda setiap negara. Ada negara yang berhasil menerapkannya, tetapi tak sedikit juga yang kurang berhasil jika tidak mau disebut gagal. Khusus di Indonesia, opsi ini tidak dilakukan. Beberapa wilayah hanya memilih melakukan karantina berskala kecil yang lebih dikenal dengan istilah PSBB (Pembatasan Sosial Bersakal Besar). Kebijakan ini dianggap paling tepat dilakukan saat ini. Kebijakan PSBB awalnya diterapkan di provinsi DKI Jakarta dan terus dilakukan oleh beberapa daerah lain hingga kini.

Kita Butuh Tiga Ketahanan

PSBB semakin mengharuskan kita untuk tetap tinggal di rumah. Akan tetapi, tinggal di rumah selama masa pandemik sesuai dengan anjuran pemerintah bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Coba kita telisik beberapa daerah yang telah menerapkan PSBB. Ada berita mengenai warga yang akhirnya tewas karena kekurangan makanan, ada warga yang terus melawan dan tetap ingin beraktivitas di luar seperti biasa. Bahkan di negara lain, ada seorang ibu yang rela membuang lima orang anaknya ke sungai karena tidak memiliki makanan untuk mereka. Ini sebuah risiko yang harus dipikirkan secara bersama. Menerapkan PSBB tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sesuatu yang dianggap baik bagi kita, belum tentu baik bagi orang lain.

Saya menuliskan tiga ketahan berikut sebagai hal yang harus dipersiapkan selama memilih atau terpaksa tinggal di rumah. Hal ini saya tuliskan megingat daerah saya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, juga sedang menyosialisasikan PSBB yang akan segera diberlakukan pada bulan Mei 2020.

1.    Ketahanan Fisik

Tetap tinggal di rumah membatasi ruang gerak kita. Malam di kamar tidur. Pagi di dapur dan ruang santai. Siang di ruang tamu. Sore berpindah ke teras dan halaman rumah (jika ada). Aktivitas yang menoton ini membatasi langkah kita. Berktivitas di hari biasa di luar rumah membuat badan kita banyak bergerak. Bayangkan, berapa langkah kaki dari rumah hingga ke tempat kerja dan aktivitas lain. Langkah kaki ini, secara tidak sadar menjadi olahraga rutin kita setiap hari.  Jika dibandingkan dengan sekarang, langkah kaki kita setiap hari dapat terhitung jari. Olehnya itu, saat tinggal di rumah, kita wajib mengatur pola olahraga sehingga badan tetap sehat. Sisikan beberapa waktu setiap hari (wajib konsisten) untuk digunakan berolah raga. Pilih olah raga yang sesuai dan dapat dilakukan di rumah. Misalnya, berlari kecil di halam rumah atau olahraga lain dengan panduan dari Youtube.  Hal ini harus dilakukan sehingga ketahanan fisik selama tetap tinggal di rumah dapat terjaga. Selain berolah raga, asupan makanan juga harus diperhatikan. Kita semua tahu pola makan sehat yang sejak dulu disosialisasikan hingga kini, empat sehat lima sempurna. Mari terus mengusahakan pola makan tersebut terutama masa kritis ini.

2.  Ketahanan Psikis

Psikis adalah kondisi mental seseorang. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti cara berpikir, pengaruh lingkungan, pendidikan, dan lain sebagainya. Dalam kenyataannya, psikis seseorang sangat berperan dalam menentukan kepribadian orang tersebut.

Kita perlu memiliki ketahanan psikis. Ubah pola pikir kita sekarang (saat tinggal di rumah). Pikirkan sesuatu hal atau kegiatan-kegiatan bermanfaat yang dapat dilakukan di rumah. Untuk sementara waktu, lupakan dulu kegiatan menarik di luar sana yang sering Anda lakukan saat sebelum Covid-19 merumahkan kita.  Lupakan keseruan bercengkrama dengan teman kerja di kantor. Lupakan cerita panjang lebar di warung kopi bersama sahabat. Jangan pikirkan rute sepeda bersama, raket terbaru serta pukulan mumpuni Anda di lapangan bulu tangkis, atau jenis kegiatan olah raga lain bersama dengan kawan sehobi.

Selain itu, kita harus belajar menerima kenyataan. Terimalah kenyataan bahwa sekarang kita harus tinggal di rumah. Olah emosi, olah pikiran, sehingga semuanya bisa menerima kenyataan ini.

Tak kalah pentingnya adalah perbaiki ibadah. Bagi umat islam, saat ini, bulan Ramadan telah kita jalani selama empat hari. Atur salat secara berjamaah di rumah masing-masing. Perbanyak zikir dan tedarus. Perbanyak mendengarkan ceramah-ceramah agama, baik melalui televisi, media sosial, atau melalui siaran langsung di Youtube.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun