Mohon tunggu...
Ammar Kadafi
Ammar Kadafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Aktif di beberapa pers kampus

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mubes dan Bohar HM Madina 2024: Kenangan Tak Terlupakan

1 September 2024   20:47 Diperbarui: 1 September 2024   20:48 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Juli 2024 menjadi penutup dari sebuah perjalanan panjang yang telah kami mulai sejak Maret 2023. Perjalanan yang tak hanya diukur dari waktu, tetapi juga dari ikatan yang terjalin dan pengalaman yang tertoreh. Sejak dilantik pada Juli 2023, kami pengurus yang baru mulai merajut mimpi bersama, menyusun rencana untuk satu tahun ke depan. Diskusi-diskusi yang sering kami lakukan tidak selalu berisi hal-hal serius. Kadang, hanya sekadar ngopi santai sambil bercerita tentang mimpi-mimpi tanpa tujuan pasti. Tapi justru momen-momen itulah yang begitu indah, momen-momen yang takkan pernah terlupakan.

Tugas yang kami emban tidaklah mudah. Kami berjuang untuk membangunkan organisasi tercinta ini dari tidur panjangnya. Pandemi Covid-19 telah merubah segalanya, dan rumah yang kami cintai ini pun tak luput dari dampaknya. Hampir tak ada lagi kabar yang terdengar. Kami tahu, organisasi ini harus bangkit, dan itulah tugas kami.

Pada Juni 2024, panitia Musyawarah Besar sekaligus Borgin Harosuan mulai dibentuk. Tugas kami adalah memilih pengurus baru yang mampu melanjutkan dan memperbaiki apa yang telah kami rintis. Harapan dan semangat menyelimuti setiap langkah kami.

Tanggal 5 Juli 2024, kami berangkat dengan dua mobil Toyota Hiace dari Badan Penghubung Daerah Sumatera Utara. Dukungan ini bukanlah hal yang mudah didapat. Kami memberanikan diri untuk menghadap BPD Sumatera Utara, dan alhamdulillah, kami disambut dengan baik. "Kami akan bantu semaksimal mungkin, karena BPD adalah milik semua," kata mereka. Ucapan itu menjadi bahan bakar semangat kami. Usaha kami tidak sia-sia, bahkan mereka bertanya mengapa sebelumnya kami tak pernah menemui mereka di Jakarta.

Suka duka menghiasi persiapan kegiatan ini. Setiap hari, kami dihadapkan pada berbagai kendala yang membutuhkan solusi segera. Tak jarang, perbedaan pendapat memicu perdebatan panas, namun semua itu berhasil kami lalui bersama.

Pagi tanggal 7 Juli, ketika matahari mulai naik perlahan dengan indahnya, kami berangkat menuju Curug. Setelah dua hari penuh kerja keras, kami ingin sedikit menghibur diri. Namun, harapan kadang tak sesuai dengan kenyataan. Tempat yang kami tuju ternyata tidak seindah yang dibayangkan. Rasa kecewa pun muncul, sepanjang jalan dihiasi teman-teman yang jalan kaki dengan raut wajah kecewa. Begitupun yang bertugas sebagai tim motor. Mereka harus bolak-balik tanpa kepastian, mencari tempat yang layak untuk disinggahi. Di tengah perjalanan yang penuh ketidakpastian, pro dan kontra meledak, hingga hampir terjadi sesuatu yang sangat tidak diinginkan.

Ketika kelelahan mulai menguasai, kami menemukan sebuah sungai yang memanggil kami untuk singgah. Dengan membayar Rp5.000 per orang, kami akhirnya masuk dan mulai menata tempat untuk istirahat. Banner dan tikar dibentangkan, sementara yang lain menjemput teman-teman yang masih tertinggal. Makanan sederhana yang kami masak di posko terasa begitu nikmat setelah perjalanan panjang yang menguras tenaga dan pikiran. Perlahan, suasana berubah. Senyuman dan tawa kembali menghiasi wajah kami. Matahari pun mulai tenggelam, digantikan oleh bulan yang menemani kami kembali ke posko untuk persiapan pulang ke Jakarta.

Malam itu, kami berkumpul bersama, saling berkenalan lebih dalam sambil menunggu mobil jemputan. Canda tawa tak henti-hentinya terdengar, mengusir semua permasalahan yang sempat muncul. Tepat tengah malam, mobil yang kami tunggu tiba. Barang-barang mulai disusun, dan kami pun bersiap meninggalkan tempat yang telah menjadi saksi perjalanan kami selama tiga hari.

Apresiasi menjadi sebuah kewajiban untuk teman-teman yang telah bertahan hingga akhir. Semoga semua yang telah kita lalui menjadi penyemangat bagi yang lain, dan mampu membawa kebaikan bagi semua.

Kenangan ini, momen-momen ini, akan selalu kami ingat sebagai bagian dari perjalanan hidup yang tak terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun