Mohon tunggu...
Ammar Kadafi
Ammar Kadafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Aktif di beberapa pers kampus

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Refleksi 1 Tahun Tragedi Kanjuruhan: Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Ciputat Serukan Keadilan

20 Oktober 2023   14:23 Diperbarui: 20 Oktober 2023   14:32 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Ciputat saat Bedah Film dan Diskusi, Dok. Pribadi

Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Ciputat gelar bedah film dan diskusi di Halaman Parkir Student Center (SC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Rabu (18/10/2023).  

Acara tersebut mengangkat tema "Usut tuntas segala bentuk ketidakadilan." Kholil, Kordinator Lingkar Studi Ciputat menjelaskan tujuan diadakannya acara ini untuk menggugah kesadaran dan kepekaan mahasiswa dan masyarakat umum dalam menyikapi isu-isu lokal maupun nasional secara kritis.

"Selain untuk memperkaya khazanah Intelektual, acara ini juga sebagai bentuk penanaman jiwa kritis dan keterlibatan  mahasiswa, serta masyarakat umum mengenai isu-isu yang berada di sekitar kita." Jelas Kholil.

"Nisan Tanpa Keadilan" sebuah film dokumenter yang di produksi Watchdoc dan rilis  pada 1 Oktober 2023 menjadi pilihan sebagai bahan diskusi. Film yang memperlihatkan investigasi mendalam Tragedi Kanjuruhan. Serta seluk beluk persidangan yang hingga kini dirasa masih jauh dari keadilan. Dikemas dengan gaya penceritaan dokumenter, film ini menampilkan pandangan keluarga dari 135+ orang yang menjadi korban dalam peristiwa naas tersebut, supporter, sampai ahli hukum yang mengawal kasus Kanjuruhan.

Firda Dsari Amnesty dari Chapter UIN jakarta, dan Zulfikar dari Distrik Hukum Tata Negara (HTN) UIN Jakarta jadi pembicara dalam acara tersebut. Keduanya  mengingatkan tentang pentingnya kritis terhadap kebijakan dan persoalan lingkungan serta alam yang ada di sekitar kita.

"dari film ini kita makin sadar, betapa mirisnya perbuatan yang dilakukan para aparat kepada masyarakat sipil yang menyalahgunakan kewenangannya dengan semena-mena, aparat yang harusnya mengayomi masyarakat justru melakukan tindakan represif" terang Firda.

Sementara itu, Zulfikar menambahkan pandangan dari kacamata hukum, bahwa banyak hal yang janggal dalam proses penangan kasus kanjuruhan ini.

"Saya pribadi masih janggal dengan penanganan kasus kanjuruhan ini, tragedi yang menelan banyak jiwa dan menjadi catatan buruk dalam sejarah sepak bola Indonesia ini justru tidak dianggap sebagai pelanggaran HAM berat oleh Komnasham. Lantas bagaimana nasib penegakkan hukum lainnya jika kehilangan nyawa saja dianggap hal biasa." tuturnya.

Dalam sesi diskusi selanjutnya, Dhamarjati Baskara Pegiat Lingkar Studi Ciputat, mengajak para audiens agar ada aksi bukan hanya dalam ruang diskusi melainkan aksi.

"Setelah melihat film ini, dengan fakta dan data yang ada, saya pribadi geram melihat kondisi penegakkan hukumhari ini, belum lagi bicara ketiadaannya tanggung jawab oleh pihak yang menjadi aktor kebrutalan dan pembunuhan serta kehampaan keadilan yang dirasakan korban, maka saya pribadi menagajak seluruh elemen untuk tidak diam dan terus melawan." tegasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun