Mohon tunggu...
Ammar Hafid Sabban
Ammar Hafid Sabban Mohon Tunggu... Seniman - Seorang manusia

Human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Virus Kebahagiaan

29 Desember 2020   21:14 Diperbarui: 29 Desember 2020   21:30 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup adalah rangkaian detik demi detik yang memaksa kita untuk terjebak kagum di dalamnya. Dan dalam hidup, perasaan manusia adalah badai yang sukar dijinakkan. Kebahagiaan dan penderitaan adalah dua kutub yang selalu berputar dan menyaingi satu sama lain dalam mengisi posisi takdir tiap manusia. Dimana pun dan kapan pun itu, perasaan akan datang menjenguk kita. Entah berupa kebahagiaan atau penderitaan.

Tapi kali ini saya ingin menulis tentang kebahagiaan. Tapi tidak dengan menceritakan pengalaman-pengalaman indah yang bagi saya tak perlu kalian tau. Bukankah kalian memilikinya sendiri ?

Saya adalah seorang manusia yang sama dengan milyaran manusia lain di dunia ini. Kebahagiaan adalah sesuatu hal yang paling menyenangkan bukan ? Tentu saja kalian setuju dengan apa yang saya katakan.

Tapi pernahkah kalian berpikir bahwa kebahagiaan yang paling sempurna adalah kenyataan yang sederhana, yang mampu dengan sangat mudahnya membuat kita bersyukur dan tersenyum.

Sebentar !!!

Saya baru saja menulis satu kata ajaib yang entah kalian sadar atau tidak, hal itulah yang merupakan kunci inti bagi setiap nafas kebahagiaan yang pernah berembus dari perasaan kalian. Saking ajaibnya hal tersebut, ia bahkan dijadikan simbol utama dari kebahagiaan dan menyimpan jutaan makna dari kebahagiaan itu sendiri.

Kalian tak percaya ?

Mungkin jika sekarang saya tulis kalimat ajaib itu ulang dengan diberi Bold mungkin kalian akan sepakat dengan saya. Tapi tidak, saya tak akan langsung terus terang membuatnya terlihat tampak begitu saja. Bukankah sesuatu yang spesial selalu dihidangkan di akhir.

Sebab itu mari lanjut membaca tulisan saya ini agar kalian tau bahwa sesungguhnya kebahagiaan itu sangat mudah tertular. Tapi jika kalian bosan silahkan skip saja. Saya tak ingin memaksa. Lagi pula ini hanyalah kalimat-kalimat biasa yang ingin menerangkan  tentang bagaimana caranya berbagi kebahagiaan dengan mudah. Bahkan hanya butuh beberapa detik untuk melakukannya.

Sekarang saya lanjut. Dan terima kasih untuk siapa pun kalian yang masih bertahan membaca tulisan saya ini.

Jika kita berbicara tentang kebahagiaan, tentu saja tiap orang mempunyai cara bahagianya masing-masing. Misalnya seorang nelayan yang mendapatkan banyak ikan. Atau seorang bujang yang mendapatkan istri cantik. Atau saat mendengar suara "paket" dari seorang kurir JNE, atau mungkin saya yang menjadi juara dalam lomba menulis ini. Semua itu bermakna sama yaitu bahagia. Walaupun saya tau jika kalian adalah saingan saya dalam lomba ini pasti kalian tidak akan setuju pada kebahagiaan yang saya maksud pada contoh yang ketiga. Benar bukan ? Tapi mohon maaf saya tidak peduli.

Dan mohon maaf pula saya sudah tak sabar memberitahukan kalian dengan satu kata ajaib yang saya maksudkan di awal tadi. Jika ada yang tidak setuju dengan apa yang saya maksud maka saya harap kalian bisa memakluminya lalu bersepakat untuk setuju.

Kata ajaib itu adalah 'Senyum'

Ada yang tidak setuju ?

Ah sudahlah anggaplah kalian setuju.

Dengan tersenyum saya melihat ada binar cahaya yang berkelap-kelip di ribuan pasang mata yang pernah saya temui. Dan itu merupakan pengalaman paling indah yang pernah saya temui jika berbicara tentang kebahagiaan. 

Siapa saja yang tersenyum pasti akan membuat orang lain tersenyum. Jika anda tak percaya, silahkan anda praktikkan di depan pasangan anda. Buatlah sesuatu hal yang membuat ia tersenyum, lalu lihatlah senyuman itu. Saya pastikan 99% pasti anda akan tersenyum. Entah dengan sadar ataupun tidak. Tapi senyuman itu seperti gerakan refleks yang membuat bibir kita melengkung membentuk seperti sabit yang tertidur.

Tapi mohon maaf saya lupa untuk kalian yang tak memiliki pasangan. Nah kalian hanya cukup melihat sesuatu hal yang baik. Yah itu saja. Jika masih bingung mari saya beri contoh.

Saya pernah melihat senyuman seorang ayah yang berhasil membelikan seragam baru bagi anaknya yang bersekolah di bangku sekolah dasar. Dan dibibir anak itu saya juga menemukan sebuah senyum merekah karena senang mendapat seragam sekolah baru. Dan di sisi anak itu, ibunya sedang berdiri mengelus kepalanya yang juga sambil tersenyum. Dan percayalah, saat saya melihat hal tersebut saya juga ikut tersenyum.

Seperti itulah konsepnya kawan. Jika kalian berbagi senyuman maka dengan secara tidak langsung kalian telah memberi suatu kebahagiaan bagi mereka yang telah melihat senyummu itu.

Hidup memang rumit, tapi untuk berbagi kebahagiaan kau tak perlu cara yang rumit. Cukup dengan senyum, maka kau telah menyantuni beberapa pasang mata untuk ikut berbahagia dengan dirimu.

Salahkah jika saya mengatakan senyum adalah virus paling berbahaya bagi penderitaan dan vaksin untuk mereka yang membutuhkan kebahagiaan ?

Silahkan anda menjawabnya sendiri, dan jangan lupa tersenyum hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun