Mohon tunggu...
Ammar Fawaz
Ammar Fawaz Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

Saya Muhammad Ammar Fawaz, seorang penulis lepas yang aktif menulis tentang Sosial. Saya percaya bahwa setiap cerita memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan memberi dampak positif. Melalui Kompasiana, saya ingin berbagi kisah-kisah inspiratif dari komunitas lokal dan global. Mari kita belajar dan tumbuh bersama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Sosial dan Ekonomi antara Kota Jakarta dan Desa Purwabakti, Bogor, Jawa Barat

2 November 2024   18:03 Diperbarui: 2 November 2024   18:48 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesenjangan sosial adalah sebuah ketidakseimbangan antara berbagai aspek sosial yang meliputi pendidikan, kesehatan hingga lapangan kerja. Kesenjangan sosial juga mengakibatkan perbedaan yang signifikan pada segi ekonomi dari pendapatan kota dan juga desa.

Mengkaji dalam kesenjangan sosial untuk kota jakarta sebenernya juga memiliki sebuah kesenjangan yang ada, dalam hal ini Tingkat kesenjangan sosial di Jakarta masih sangat tinggi. Pada Maret 2023, indeks ketimpangan mencapai 0,431, meningkat dari 0,412 pada September 2022, menunjukkan perbedaan pendapatan yang semakin lebar antara kelas atas dan bawah.  Akan tetapi disini kita akan membandingkan kesenjangan sosial yang ada di kota Jakarta dengan Desa Purwabakti yang ada di Daerah bogor, yang notaben nya masih di daerah yang berdekatan dengan Jakarta.

Dalam segi pendidikan di Jakarta, bisa dibilang lebih maju dari daerah manapun yang ada di Indonesia termasuk di Desa Purwabakti, Bogor, Jawa barat.

Pendidikan di wilayah Jakarta cenderung  merata dalam segi Infrastruktur, mulai dari adanya sarana dan prasarana yang memadai dari setiap sekolah yang ada, serta mudahnya akses internet dan akses transportasi dalam menggapai informasi atau menggapai tempat pembelajaran. Lalu mudahnya dalam menemukan sumber pembelajaran yang gampang terdistribusikan ke sekolah-sekolah yang ada di Jakarta. Salah satu contoh sekolah SDN 10 Jagakarsa yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

Jika kita bandingkan dalam segi infrastruktur yang di SDN 05 Ciasmara, dimana infrastruktur disana sangat tidak memadai, saat saya berkunjung dalam pengabdian yang saya lakukan dengan Mahasiswa PIPS FIS UNJ, dimana infrastruktur disana susah sekali dalam mengakses internet hingga sering sekali mati lampu karena tidak kuatnya listrik dalam menggunakan Media Pembelajaran Berupa Power Point atau Videi animasi yang ditayangkan melalui Proyektor. Dari hal itu kita bisa membandingkan bahwa Ketidakmerataan infrastruktur dalam pendidikan sangat berpengaruh dalam proses pengembangan peserta didik.

Dalam segi kesehatan, di Jakarta sering kita jumpai bahwa apotek atau mungkin klinik hingga rumah sakit mudah sekali untuk digapai,  dan jaraknya tidak terlalu jauh, beda sekali dalam akses untuk kesehatan di Desa Purwabakti yang harus turun ke bawah terlebih dahulu sekitar 30 menit  untuk mengakses pelayanan kesehatan yang ada, itu pun belum tentu pelayanan dan alat-alat kesehatan nya memadai seperti di Jakarta.

Dalam segi mudahnya mengakses lapangan kerja, dimana pekerjaan yang ada di Jakarta itu heterogen, yang mana berbeda dengan yang ada di Desa Purwabakti ini, yang pekerjaan bersifat homogen, dalam segi akses lapangan pekerjaan kita dapat menemukan bahwa kemudahan dalam mengakses pekerjaan di Jakarta tergolong Mudah, berbeda dengan desa Purwabakti yang mana akses menuju ke desa tersebut lumayan susah dan berada di dekat kaki gunung gagak, yang mengakibatkan mereka berkebun, namun dalam hal ini, tanaman yang ditanam itu sama seperti contoh jika bulan ini cabai sedang musim atau sedang naik maka penduduknya akan sama sama menanam cabai.

Dalam segi pendidikan, kesehatan dan akses lapangan kerja yang ada di Jakarta dan Desa Purwabakti memiliki perbedaan, oleh karena itu peran kita sebagai mahasiswa atau masyarakat harus saling bantu-membantu mengatasi Ketidakmerataan dengan bersosialisasi atau setidaknya mengabdikan diri untuk membangun desa serta dibutuhkan peran pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang ada dengan kajian-kajian yang dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun