Allah Maha Baik, tiga kata yang membuat pahatan hatiku kembali menyatu walau perlahan-lahan.
Hallo, teman-teman, Ammara di sini.
Semoga ada hal baik yang bisa kamu dapatkan setelah membaca tulisan ini.
Berkali-kali, aku terjatuh. Berkali-kali pula Allah membantuku bangkit.
Kubuat banyak alasan untuk menyerah, tetapi Allah tak mau aku menjadi hamba yang pasrah.
Poin penting dalam setiap perjalanan adalah berserah kepada-Nya, bukan hanya menyerah dan pasrah.
Aku sadar, setelah melewati banyakya "pahit" yang mendewasakanku meski ditemani tangisan yang menggebu di setiap malam. Air mata yang jatuh itu, adalah tanda bahwa aku adalah hamba yang lemah, sehingga aku membutuhkan Allah sebagai penguatnya.
Aku juga bukan orang yang tangguh, pikirku beberapa kali ketika mendapati tantangan. Tetapi sedetik setelah itu, Allah memelukku dengan kecepatan yang melebihi gerakan angin, sangat cepat, dan sangat tepat. Sehingga setelahnya, aku tak pernah merasa sendiri, dan aku percaya bahwa akan selalu ada Allah di sekitarku.
Pertolongan Allah itu dekat, kata Ibu beberapa kali ketika apapun yang terjadi dalam perasaan anaknya. Ibu selalu percaya bahwa doa terbaik akan melayangkan hasil yang baik pula untuk setiap hamba-Nya. Dan kemudian, aku juga sangat yakin dengan itu.
Perlahan, hatiku mereda dan terobati. Aku tak pernah sebenar-benarnya terluka. Aku hanyalah diuji sesaat oleh-Nya, hanya karena Dia ingin tahu seberapa cinta aku kepada-Nya.
Dan dari itupun aku sadar, bahwa, tak ada yang jauh lebih "baik" dari Allah yang Maha Baik.