Mohon tunggu...
AM KIMIA UM
AM KIMIA UM Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Kimia Universitas Negeri Malang dalam program Asistensi Mengajar Semester Gasal 2024 yang bertempatan di SMA Negeri 1 Lawang (SMANELA).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sukses Berkolaborasi! Asistensi Mengajar Kimia UM dan KIR SMA Negeri 1 Lawang Ciptakan Inovasi Lilin Soy Wax dan Teh Kombucha

13 Desember 2024   20:40 Diperbarui: 13 Desember 2024   20:40 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ide KIR yang belum terealisasikan terwujud dengan bantuan mahasiswa kimia Asistensi Mengajar UM 2024. 

Asistensi Mengajar di satuan pendidikan Universitas Negeri Malang adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa secara kolaboratif dibawah bimbingan dosen pembimbing lapangan dan guru pamong di satuan pendidikan formal. Pada kegiatan ini UM mendapat kesempatan untuk bermitra dengan SMA Negeri 1 Lawang. Pelaksanaan program asistensi mengajar tidak hanya melibatkan kegiatan akademik saja namun ada kegiatan non-akademik dan juga administrasi. Salah satu kegiatan non-akademik yang dilakukan oleh mahasiswa AM adalah berkolaborasi dengan Tim SeTion (Scientist Innovation) KIR SMAN 1 Lawang untuk menghasilkan karya inovatif yang dipamerkan dalam rangka perayaan Hari Guru Nasional 2024. 

Kegiatan ini berhasil menghadirkan dua produk unggulan, yaitu Teh Kombucha berbahan dasar bunga telang yang kaya antioksidan serta Lilin Aromaterapi berbahan dasar soy wax yang ramah lingkungan dan memberikan efek relaksasi. Tim AM kimia melakukan pendampingan untuk mempersiapkan pameran setiap 1 minggu sekali di hari ekstrakulikuler KIR.  Melalui pendampingan intensif, siswa mampu mengembangkan ide kreatif menjadi produk nyata yang menarik perhatian pengunjung. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan keterampilan ilmiah siswa, tetapi juga menumbuhkan semangat inovasi untuk memanfaatkan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Produk teh kombucha dibuat dengan bahan dasar bunga telang. Proses pembuatannya memakan waktu yang cukup lama karena perlu dilakukan proses fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan cara mencampurkan teh manis yang sudah didinginkan pada suhu ruang dengan kombucha starter (scooby) ke dalam wadah. Wadah yang telah berisi teh manis dan scooby ditutup rapat menggunakan kain bersih dan karet gelang kemudian disimpan di tempat gelap selama 7 hari. Fermentasi scooby tidak selalu berhasil. Fermentasi pertama yang dilakukan tim KIR SMAN 1 Lawang mengalami kegagalan dikarenakan terdapat beberapa jamur yang tumbuh di atas kombucha. Dari kegagalan tersebut, TIM KIR SMAN 1 Lawang mencari informasi mengenai faktor penyebab kegagalan tersebut bersama dengan pembuatan teh kombucha yang kedua. Metode pembuatan teh kombucha yang kedua kalinya ini masih tetap sama dengan pembuatan teh kombucha yang pertama, hanya saja takaran gula ditambahkan lebih banyak dan penyimpanan dipastikan benar-benar tidak terpapar sinar matahari. Setelah 7 hari fermentasi dan dilakukan pengecekan, tidak lagi tumbuh jamur di atas kombucha, yang menandakan fermentasi kali ini berhasil dilakukan. Untuk menghentikan fermentasi, kombucha dipisahkan dengan scooby. Kombucha yang dihasilkan dituang ke dalam botol dan ditutup rapat. Teh kombucha disimpan dalam lemari es agar bisa menghasilkan rasa yang lebih segar. Kombucha siap dikonsumsi dan dipasarkan.

Dokumentasi Proses pembuatan Teh Kombucha
Dokumentasi Proses pembuatan Teh Kombucha

Produk yang kedua yaitu lilin aromaterapi berbahan dasar soy wax. Lilin aromaterapi umumnya bahan utamanya merupakan paraffin wax yang berbahan dasar minyak bumi. Penggunaan lilin aromaterapi berbahan dasar paraffin wax akan menghasilkan polutan yang membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, tim SeTion KIR SMAN 1 Lawang berinovasi dengan membuat lilin aromaterapi berbahan dasar soy wax. Soy wax merupakan wax yang dibuat dari campuran minyak kedelai dan larutan hidrogen. Berdasarkan penelitian, polutan yang dihasilkan oleh soy wax lebih sedikit dibandingkan paraffin wax. 

Dokumentasi Proses pembuatan lilin soy wax
Dokumentasi Proses pembuatan lilin soy wax

Pembuatan lilin aromaterapi dibuat dengan mencairkan soy wax menggunakan gelas kimia dan menambahkan 5 - 10 tetes minyak esensial. Setelah itu, wax dituang ke dalam wadah gypsum yang telah diberi sumbu dan ditunggu sampai lilin tersebut mengeras.

 Tidak semua hal yang kita lakukan sesuai dengan apa yang menjadi keinginan kita. 

Pembuatan lilin aromaterapi yang pertama mengalami kegagalan karena cairan wax menyerap ke dalam wadah gypsum sehingga volume wax berkurang dan merubah bentuk gypsum tersebut. Tim SeTion KIR SMAN 1 Lawang tidak patah semangat dan membuat lilin aromaterapi baru dengan mengganti wadahnya menjadi gelas sloki kaca. Proses pembuatan lilin ini sama seperti sebelumnya dengan mencairkan soy wax dan menambahkan minyak esensial. Mereka juga membuat variasi lilin aromaterapi dengan menambahkan warna dari krayon dan bubuk glitter ke dalam lilin tersebut agar terlihat menarik. Lilin aromaterapi soy wax yang sudah keras dapat digunakan untuk menciptakan ketenangan dan meringankan gejala stress.

Dokumentasi Pameran Karya KIR SMAN 1 Lawang
Dokumentasi Pameran Karya KIR SMAN 1 Lawang

Hasil dari kedua produk unggulan yang telah dibuat oleh Tim KIR SMAN 1 Lawang, disebarluaskan saat diadakannya pameran Karya Ilmiah Remaja (KIR) dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional 2024 di SMAN 1 Lawang. Pameran tersebut menjadi ajang bergengsi sekaligus kesempatan emas bagi Tim KIR SMAN 1 Lawang untuk memperkenalkan produk inovatifnya kepada warga SMAN 1 Lawang. Respon positif didapatkan dari pengunjung pameran, termasuk guru SMAN 1 Lawang maupun siswa-siswi lainnya.  Banyak sekali apresiasi sekaligus kritik dan saran yang didapatkan guna perbaikan kedepannya. Keberhasilan pameran ini dan kebermanfaatan produk yang dibuat menunjukkan adanya potensi besar lilin aromaterapi soy wax dan teh kombucha bunga telang untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai produk inovatif yang bernilai ekonomi sekaligus memberikan inspirasi bagi siswa lain untuk terus berkarya.

Dokumentasi Pameran Karya KIR
Dokumentasi Pameran Karya KIR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun